CILACAP, suaramerdeka.com – Ratusan prajurit TNI dan Polri, Polsus Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Kamis (8/5) melumpuhkan belasan orang teroris yang berusaha membawa kabur atau membebaskan pimpinannya yang ditahan di dalam sel Lapas Tanah Putih Kelas IIA dimana tempat narapidana dalam kasus teroris dijebloskan.
Dalam operasi penyergapan dan penindakan tersebut melibatkan tim gabungan dari Bataliyon 400 Raider, Bataliyon 405 Surya Kusuma, SatBrimob Polda Jateng, Polres Cilacap dan Polsus Lapas Kumham. Operasi yang berlangsung sekitar satu jam tersebut juga melibatkan helikopter dan sniper serta penjinak bom (Jibom).
Suasana di Lapas Tanah Putih Nusakambangan Cilacap pagi itu tiba-tiba gaduh dan terdengar beberapa kali suara ledakan bom dan tembakan dari para teroris yang mencoba untuk melakukan upaya pembebasan tahanan dengan berusaha menyekap petugas sipir yang sedang berjaga di lapas.
Dalam aksinya itu teroris membagi dua kelompok baik di dalam lapas dan luar lapas. Teroris masuk ke dalam lapas dengan menyelinap pada kendaraan pembawa pengunjung yang akan membesuk keluarganya.
Namun setelah di dalam penjara, mereka mencari kesempatan untuk merampas senjata para sipir dan berusaha menyekap petugas serta memaksa untuk menyerahkan kunci sel dimana pimpinan mereka ditahan.
Namun petugas sekuat tenaga mempertahankan diri dan tidak memberikan kunci sel yang mereka inginkan itu, meskipun harus diancam akan dibunuh oleh para teroris.
Adapun upaya pembebasan pimpinan teroris dengan membentuk dua kelompok, satu sebagai pengunjung yang menyusup bersama pengunjung umumnya. Kelompok lain naik perahu masuk jalan tikus. Kelompok yang menyamar berhasil menguasai lapas, dan sandera sipir serta mengambil senjata.
Namun ada satu petugas kontak ke Polres menekan panic button. Beberapa saat kemudian tim dari Polres langsung mengontak pospol terdekat. Mendapat sinyal tersebut, polisi melakukan patroli untuk mengecek kejadian.
Di tengah jalan, mereka dicegat kelompok yang masuk jalan tikus itu sehingga kontak senjata tak dapat dihindarkan. Dari petugas patroli dilaporkan telah terjadi penyandraan petugas lapas.
Karena dicegat teroris, satuan polisi terdekat melapor ke atasan, “Kami diserang.” Laporan itu sampai ke Kapolres ke Polda Jateng hingga ke Mabes, dan ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Dalam tempo singkat, tim gabungan dikirim untuk melakukan penindakan. Tidak beberapa lama kemudian mobil taktis berupa Barracuda masuk dengan berlahan dengan sejumlah pasukan, sambil mencari posisi untuk melakukan penyerangan terhadap para teroris.
Dalam penyergapan itu, sempat terjadi negosiasi dengan teroris, namun upaya itu tidak berhasil sehingga terjadilah saling tembak. Dengan melibatkan sniper dan kendaraan taktis akhirnya satu persatu teroris dapat dilumpuhkan.
Pesawat intai heli kecil pun dikirim untuk mengetahui posisi musuh dan kekuatannya. Skenario itu merupakan demo simulasi Latihan penindakan pelaku teroris dalam koordinasi BNPT angkatan IV Dengan sandi Latin IV. Simulasi itu dihadiri oleh Deputi II Bidang Penindakan dan Pembinaan BNPT Irjen Pol Arief Darmawan. Sumber : SUARAMERDEKA.COM