Beda dari Polri, BNPT sebut penangkapan di Tasik jaringan teror

Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) meyakini pria berinisial, IP, yang ditangkap di Tasikmalaya, Jawa Barat merupakan jaringan teroris. IP ditangkap beberapa waktu lalu karena diduga merupakan pemilik motor dua pria yang menembak mati dua anggota polisi di Tanggerang Selatan.

“Itu aktivitas teroris. Soal jaringan mana, kalau itu nama relatif. Sekarang dia enggak pakai nama asli, tapi pakai nama macam-macam,” kata Kepala BNPT Ansyaad Mbai, dalam diskusi ‘Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme Membangun Kebersamaan Dengan Media’, di Bandung, Selasa (20/8).

Jika merunut pada silsilah teroris, Ansyaad yakin bahwa IP, ada keterkaitannya dengan jaringan teoris yang sudah terdeteksi sejak dulu.

“Kalau menarik ke belakang, itu ada satu jaringan mainstream yang sebenarnya itu-itu juga,” ungkapnya.

“Jadi ini semacam kelompok kecil baru tapi bukan baru-baru banget,” tandasnya.

Karenanya ia minta kepada aparat dan masyarakat tetap waspada. Sejauh ini teroris masih menjadi ancaman serius buat semua pihak. Teroris bisa menebar ancaman di mana saja dan kapan saja.

“Teroris masih ancaman serius. Jadi jangan anggap remeh. Ketika ada polisi atau densus bisa mengungkap satu jaringan seakan-akan itu sudah selesai. Tapi nyatanya tidak selesai. Apalagi ketika tahu polisi menangkap lagi. Mari kita sama-sama konsisten. Teroris itu ancaman serius. Teroris itu kalau sudah ditangkap memang kaya yang sepele, tapi kalau ga ketangkap itu membuat masyarakat ketakutan,” terangnya.

Keterangan Ansyaad ini berbeda dengan yang disampaikan Mabes Polri. Kemarin, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie menegaskan bahwa tersangka Iwan Priadi (44) yang ditangkap anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Kampung Cijeruk Hilir, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Minggu (18/9) tersebut belum terbukti berkaitan dengan aksi teror.

“Bukan (kasus teror), kasus kriminalitas di luar kasus teror, jadi dia kriminalitas biasa. Yang saat ini data lengkapnya ini masih data yg dikecualikan. Sampai sekarang masih dengan menguatkan alat-alat bukti,” imbuhnya.

sumber; merdeka online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *