Yerusalem – Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman mengumumkan pengunduran diri setelah pemerintah menyetujui gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza. Ia menganggap keputusan gencatan senjata itu berarti pemerintah telah menyerah kepada terorisme.
“Gencatan senjata yang dicapai dengan Hamas tidak bisa diartikan dengan apapun kecuali bahwa pemerintah telah mengalah terhadap terorisme,” kata Liberman, dikutip dari laman Jerusalem Post, Kamis (15/11).
“Hal ini tentu akan sangat membahayakan keamanan kami dalam jangka panjang. Para teroris itu seharusnya tidak merasa bebas membuat ulah di perbatasan atau menghasut Israel,” tambahnya.
Tidak hanya mengundurkan diri, Liberman juga mendesak agar pemerintah bertindak cepat dan melakukan pemilihan dini.
Baca juga : Lewat Dua Tulisan Tangan, Gadis 10 Tahun Dituding Teroris dan Diancam Dibunuh
Ketika ditanya mengapa dia tidak mengundurkan diri setelah gencatan senjata sebelumnya dicapai dengan Hamas, Liberman memiliki alasan tersendiri.
“Anda tidak bisa selalu mendapatkan yang Anda inginkan. Selama saya bisa mempengaruhi dari dalam. saya masih bisa tinggal. Tetapi ada titik di mana saya tidak bisa lagi memenuhi peran saya di kabinet,” jelasnya.
Pengumuman pengunduran diri Liberman dibuat 24 jam setelah kabinet menyetujui gencatan senjata dengan Hamas yang ditengahi oleh Mesir. Menurut pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel, para menteri kabinet telah dengan suara bulat menyetujui keputusan tersebut.
Namun ada empat menteri yang menentang keputusan gencatan senjata anatara lain, Liberman dari Partai Yisrael Beytenu, Menteri Urusan Jerusalem Ze’ev Elkin dari Partai Likud, Menteri Pendidikan Naftali Bennett dari Partai Bayit Yehudi dan Menteri Kehakiman Ayelet Shaked dari partai yang sama.