Algojo ISIS Asal Indonesia Terbunuh Pasukan SDF di Deir ez-Zor

Jakarta – Seorang jihadis sekaligus algojo kelompok teroris Islamic State (ISIS) asal Indonesia yang membunuh sandera orang asing dalam video ISIS tahun 2016 dilaporkan terbunuh pada 29 Januari lalu.

Jihadis bernama Muhammad Saifuddin alias Abu alias Mohammed Karim Yusop Faiz, tewas dalam pertempuran antara ISIS dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di Provinsi Deir ez-Zor, Suriah bagian selatan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh Polri, jihadis Saifuddin tewas terkena pecahan peluru dari tank pasukan SDF di medan tempur.

Saifuddin, lanjut Dedi, adalah orang yang membantu residivis kasus terorisme, Harry Kuncoro alias Wahyu Nugroho alias Uceng untuk berangkat ke Suriah melalui Iran untuk bergabung dengan ISIS.

Baca juga : DPO Kelompok Teroris MIT Pimpinan Ali Kalora Bertambah Satu Orang Lagi

Namun rencana Harry untuk bergabung berhasil digagalkan Polri. Ia ditangkap di Bandara Soekarno Hatta pada 3 Januari lalu. Namun begitu, masih kata Dedi, Polri baru bisa merilis resmi penangkapan Harry pada Senin (11/2), guna kepentingan investigasi dan penguatan alat bukti untuk menjadikannya sebagai tersangka.

Untuk diketahui, Saifuddin berperan sebagai perekrut militan ISIS dan muncul di beberapa video di situs web radikal.

Salah satu video yang bisa diingat adalah saat bersama dua militan lainnya dari Malaysia dan Filipina membunuh tiga orang asing, termasuk jurnalis Jepang Kenji Goto.

Amerika Serikat, pada bulan Agustus tahun lalu, sudah menetapkan Saifuddin dan dua pembunuh lainnya dalam video tersebut yakni Mohammad Rafi Udin dari Malaysia dan Mohammed Reza Lahaman Kiram dari Filipina sebagai teroris global.

Kakak Saifuddin, Muinudinillah Basri mengatakan, pihak keluarga tidak lagi mendengar kabar dari Saifuddin sejak ia meninggalkan Indonesia untuk bergabung dengan ISIS di Suriah bersama istri dan anak-anaknya sekitar empat tahun lalu.

Mereka percaya, Saifuddin awalnya teradikalisasi oleh konflik Kristen-Muslim di Ambon dari tahun 1999 hingga 2001 bersama dengan saudara kembarnya yang tewas dalam konflik tersebut.

Salah satu teman Saifuddin, Sofyan Tsauri, mengatakan, di kalangan jihadis radikal Saifuddin dianggap dipercaya oleh pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi sebagai pemimpin jihadisIslam Asia Tenggara.

Sofyan Tsauri sendiri adalah mantan narapidana teroris (napiter) yang bertanggung jawab atas pemboman di Bali pada tahun 2002. Namun kini ia sudah kembali ke jalan yang benar dan bekerjasama dengan badan kontraterorisme Indonesia.

Menurut Tsauri, Saifuddin melarikan diri ke Filipina selatan tak lama setelah peristiwa bom Bali dengan dua jihadis senior Indonesia lainnya.

Saifuddin kemudian ditangkap di Filipina saat berusaha kembali ke Indonesia dengan senjata dan bahan peledak. Ia dihukum sembilan tahun penjara pada tahun 2007.

Setelah dibebaskan pada tahun 2013, ia menikahi janda seorang pelaku bom bunuh diri dari Indonesia. Setelahnya, Saifuddin menghilang dari radar pihak berwenang. Ia baru muncul lagi beberapa tahun kemudian dalam sebuah video propaganda ISIS yang mendesak umat Muslim Indonesia untuk menentang pemerintah dan bergabung di Suriah atau Filipina selatan.

“Sejak dulu dia bercita-cita untuk “go international,” kata Tsauri.

“Dia memiliki rekam jejak yang meyakinkan sehingga mendapatkan kepercayaan dan posisi penting dalam ISIS,” tambahnya.