BNPT: Aktivitas Teroris Sepanjang 2013 Cenderung Stabil

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menyatakan, aktivitas teroris sepanjang tahun 2013 ini cenderung stabil dibandingkan tahun 2012. Meskipun, perbedaan jumlah teroris yang berhasil ditangkap oleh Satgas Antiteror tak terlalu signifikan. 

Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan, sejak awal Januari 2013 hingga 19 Desember 2013 ini, setidaknya sebanyak 87 teroris yang telah ditangkap. Jumlah tersebut tak terpaut banyak jika dibandingkan dengan penangkapan pada tahun lalu yang berjumlah 89 orang. 

“Tapi tahun ini belum selesai. Kita berharap tidak bertambah lagi,” kata Ansyaad dalam diskusi BNPT bertajuk ‘Catatan Akhir Tahun 2013 Penanganan Terorisme dan Antisipasi Potensi Radikal Terorisme di Tahun 2014’ di Jakarta, Kamis (19/12/2013). 

Dalam diskusi itu, turut hadir Deputi Kerja Sama Internasional BNPT Hari Purwanto, Deputi Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Agus Surya Bhakti, Sekretaris Utama BNPT Abdul Rahman Kadir, dan Deputi Bidang Penindakan dan Kemampuan BNPT Arief Dharmawan. 

Ansyaad mengungkapkan, pergerakan teroris di Indonesia cenderung menurun. Pasalnya, salah satu gembong teroris di Indonesia, Noordin M Top, telah tewas dalam aksi baku tembak yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror pada 2009 lalu. Dengan demikian, hal ini mempengaruhi pergerakan teroris di Indonesia. 

“Sejak 2010 hingga sekarang, tidak ada kelompok yang menonjol. Hanya kelompok kecil yang saling berhubungan. Aksi mereka terlihat otonom tapi satu jaringan,” ujarnya. 

Kelompok tersebut, dijelaskan Ansyaad, tersebar ke sejumlah wilayah. Mereka membentuk jaringan dan sel-sel baru di tempat mereka tinggal. Meski demikian, mereka tetap dikendalikan oleh orang yang sama. Hal itu terlihat dari motif serta ideologi yang sama yang mereka anut dalam melancarkan aksinya. 

Ansyaad menambahkan, meski cenderung stabil, namun proses penangkapan terhadap teroris masih terus dilakukan. Ansyad menyebutkan, dari 34 provinsi di Indonesia hanya Papua dan Nusa Tenggara Timur yang diketahui tidak memiliki pergerakan teroris. Sementara, di provinsi lainnya persebaran teroris merata. 

“Di Medan beberapa hari lalu ditangkap kelompok Fadli Sadama. Di Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Lamongan, Bima, jadi cukup merata persebarannya,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *