Jakarta – Kaum milenial terutama generasi muda yang saat ini masih menempuh pendidikan di bangku sekolah akan menjadi penerus dan memimpin bangsa ini kedepannya nanti. Maka dari itu bela negara merupakan sebuah sikap yang sangat penting dimiliki masyarakat terutama generasi milenial untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara kita
Namun seiring dengan maraknya berita bohong (hoax) dan penyebaran paham radikalisme negatif melalui dunia maya tentunya harus diwaspadai. Karena hal tersebut dapat mereduksi sikap bela negara dari para generasi muda tersebut. Padahal generasi muda ini harus mengambil peran untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayahnya yang sangat luas serta strategis.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Nasional Peanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Drs. Suhardi Alius, MH saat menjadi pembicara pada acara Talk Show, “Semangat Memperkuat Budaya Maritim untuk Bela Negara Generasi Milenial” yang diadakan di Universitas Sahid Jakarta, Selasa, (09/04/2019).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Lemhanas PPSA XVII ini dihadiri oleh peserta yang terdiri dari alumni Lemhanas PPSA XVII, hingga pelajar Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan dari seluruh Jakarta.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia ini wilayahnya sangat luas dan strategis. Anak-anak muda ini perlu mengambil peran untuk menjaganya, karena merekalah yang akan memimpin bangsa ini kedepannya. Untuk itu anak-anak muda ini harus lebih intens dan waspada terhadap dinamika global yang sedang terjadi saat ini,” ungkap Komjen Pol Suhardi Alius seusai acara.
Baca juga : Prajurit Paskhas Apresiasi Pembekalan yang Diberikan Kepala BNPT Mengenai Bahaya Radikalsime Terorisme
Selain memberikan paparan mengenai bela negara, mantan Sekretaris Utama Lemhanas ini juga menegaskan pentingnya menangkal hoax dan melakukan verifikasi informasi yang didapatkan melalui media teknologi yang semakin canggih.
“Kemampuan melakukan filter dan verifikasi informasi yang di dapat dari teknologi informasi sangatlah diperlukan, agar kita dapat mengambil saripati yang positif dan kemudian yang negatif ditinggalkan,” tutur mantan Kabareskrim Polri ini.
Mantan Kapolda Jawa Barat ini pun juga menegaskan bahwa generasi muda dapat terpapar paham radikalisme apabila tidak berhati hati, maka dari itu sangatlah penting menanamkan sikap bela negara dari mulai usia dini agar tidak mudah terpicu paham paham yang menyimpang.
“Potensi terpapar radikal anak muda sangatlah besar adanya karena emosi yang tidak stabil dan rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh sebab itu kewawspadaan mereka untuk dapat memfilter semua informasi itu yang kita harapkan,” ungkap perwira tinggi Polri berpangkat Bintang Tiga ini.
.
Lebih lanjut mantan Kepala Divisi Humas Polri ini pun mengatakan bahwa BNPT sendiri memiliki program Duta Damai di Dunia Maya yaitu anak-anak muda yang diberikan tugas menjadi ambassador dalam menyebarkan paham paham anti radikal dan pesan kedamaian ke masyarakat khususnya generasi milenial melalui Dunia Maya.
“Diharapkan mereka punya kemampuan untuk recilience atau daya tahan dalam menghadapi semua dinamika global ini, Karena mereka tidak bisa lepas dari kemajuan teknologi, tetapi ekses dari kemajuan itu yang harus kita antisipasi supaya mereka aware,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Kepala BNPT juga mengapresiasi pertanyaan pada sesi tanya jawab yang diajukan oleh para siswa SMA tersebut kepada dirinya yang dianggapnya santa bagus dan luar biasa.
“Tentu luar biasa, bahkan mereka sudah sampai pada suatu tataran yang sangat luar biasa bahkan mereka menyampaikan bahwa ‘segala sesuatu harus kita mulai dari diri sendiri’. Tentu itu adalah stataement yang sangat luar biasa,” tutur mantan Wakapolda Metro Jaya