Christchurch – Kelompok teroris al-Qaeda dan Islamic State (ISIS) menyatakan geram atas aksi penembakan brutal di dua masjid di Selandia Baru pada Jumat (15/3) lalu. Kelompok ISIS bahkan sudah menyerukan seluruh militan dan simpatisannya untuk menyiapkan serangan balik, baik secara berkelompok maupun seorang diri (lonewolf).
Sebagaimana disitat dari situs Site Intelligence Group, Sabtu (16/3), dua kelompok garis keras tersebut secara terang-terangan menyerukan para pengikutnya untuk menyerang gereja-gereja sebagai aksi pembalasan penembakan di Selandia Baru.
ISIS bahkan menyebarkan rekaman penembakan di dua masjid di Selandia Baru sebagai bahan propaganda, dengan tujuan memengaruhi para pengikut dan simpatisannya menyerang kelompok yang mereka sebut ‘pasukan Salib’.
Baca juga : Pengadilan Irak Vonis Hukuman Gantung Terhadap Wakil Pemimpin ISIS
Selain itu, ISIS juga meminta para pengikut serta simpatisannya menyerang kerabat para pelaku.
Penembakan itu terjadi di dua masjid yakni Masjid Linwood dan Masjid Al Noor di Kota Christchurch, Selandia Baru. Kejadian itu terjadi ketika umat Islam setempat hendak menggelar Salat Jumat.
Korban meninggal di Masjid Al Noor mencapai 41 orang. Sedangkan yang mengembuskan napas terakhir di Masjid Linwood mencapai tujuh orang. Satu orang tutup usia setelah dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Aparat kepolisian Selandia Baru lantas menangkap empat orang, terdiri dari tiga lelaki dan satu perempuan, terkait kejadian itu. Seorang pria yang diduga menjadi pelaku utama yakni Brenton Tarrant, adalah warga Australia.
Brenton menyatakan diri sebagai penganut ideologi ekstrem kanan dan supremasi kulit putih. Dia sempat mengirim manifesto pemikirannya sebelum melakukan aksinya.
Brenton bahkan merekam aksi penembakannya dan disiarkan secara langsung melalui akun Facebook miliknya. Dia sudah diseret ke pengadilan dan didakwa dengan pasal pembunuhan.
Tiga warga Indonesia menjadi korban dalam kejadian tersebut. Salah satu di antaranya, Lilik Abdul Hamid, meninggal.
Sedangkan dua orang lainnya, yakni Zulfirmansyah dan anaknya, dirawat di ruang perawatan intensif di Rumah Sakit Christchurch. Zulfirmansyah disebut dalam keadaan kritis dan menjalani dua kali bedah. Sedangkan anaknya sudah stabil.