Jakarta – Indonesia akan bekerjasama dengan Rusia untuk membuat peta anatomi terorisme dunia. Baik Indonesia maupun Rusia akan saling berkontribusi dalam versi masing-masing terkait bagaimana terorisme dikumpulkan di negara mereka.
Pernyataan ini disampaikan Menteri Koodinator (Menko) bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan (Polhukam) Wiranto, usai menerima duta besar Bosnia-Herzegovina di kantor Kemko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (11/2).
Baca juga : NU Kabupaten Malang Usul Mata Pelajaran Khusus Menangkal Radikalisme dan Terorisme
Wiranto mengatakan dirinya akan melakukan pertemuan bilateral dengan Rusia. Namun tidak disebut kapan pertemuan dilakukan. Selain masalah terorisme, persoalan yang juga dibahas mengenai keamanan internasional.
“Keamanan nasional yang dikaitkan dengan keamanan regional dan internasional. Terutama kita membahas masalah-masalah terorisme dan radikalisme. Gimana kita mau melawannya,” kata Wiranto.
Termasuk, berbicara masalah counter terrorism financing. Bagaimana kita bisa mencegat pembiayaan-pembiayaan yang disinyalir digunakan untuk biaya terorisme,” tambahnya.
Ditegaskannya, n terorisme melakukan aksi dan penyebaran pahamnya lintas batas. Dalam kondisi seperti itu, tidak ada negara yang sanggup melawan sendiri. Perlu kerja sama dengan negara lain agar bisa membatasi dan mengisolasi pergerakan para pelaku terror.
“Tidak ada terorisme berdiri sendiri, kegiatannya sudah melewati batas negara. Nah, ini yang segera kita garap dengan Rusia,” pungkasnya.