Guyub Rukun, Paguyuban Sosial Tionghoa Gelar Bukber dengan Warga
Kelurahan Jomblang di Semarang

Semarang – Sikap toleransi beragama di Kota Semarang patut
diapresiasi. Kebersamaan antarumat beragama di ibu kota Jawa Tengah
terlihat di momen Ramadan 1445 Hijriyah.

Suasana guyub rukun terlihat saat Kaum Tionghoa yang dikomandani
Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) melakukan buka
bersama warga Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang,
Rabu (27/3/2024).

Di Kelurahan Jomblang, sempat viral adanya Bongpay atau batu nisan
Tionghoa yang digunakan untuk penutup selokan. Masalah tersebut sudah
diselesaikan dan ternyata warga memang tidak mengetahui Bongpay
tersebut.

Buka puasa di Jomblang berlangsung sederhana dengan makan lesehan
bersama-sama. Bincang-bincang antarmereka semakin menyelimuti
kehangatan suasana.

Dewan Pakar PSMTI, Dewi Susilo Budiharjo tidak mempermasalahkan
insiden Bongpay yang sempat viral beberapa waktu lalu. Dia pun
memaklumi warga tidak mengetahi Bongpay karena benda tersebut sudah
ada lama di sana.

“Ini kita tetap sedulur. Saya lahir sebagai keturunan Tionghoa, tapi
Saya Indonesia,” ungkap Dewi, saat berbincang dengan warga.

Dewi memaparkan, buka bersama ini digelar dengan dasar pemikiran bahwa
kaum Tionghoa dan warga Muslim bersaudara. Pihaknya ingin turut
berbagi dan merasakan kebahagiaan saat Ramadan. Ini pun sebagai bentuk
toleransi dan keguyubrukunan di tengah keberagaman warga Semarang.

“Sebuah keterkejutan saya dan kegembiraan bahwa di Kelurahan Jomblang
jadi sebuah kelurahan percontohan moderasi beragama. Saya senang hati
ketika kita bukber disini,” ungkapnya.

Tak hanya buka bersama di Djomblang, sebelumbya PSMTI juga melakukan
berbagi takjil di masjid-masjid. Ke depan, pihaknya ingin mengadaka
bula bersama dengan anak-anak panti asuhan.

Lurah Jomblang, Henry Nurcahyo mengatakan, buka bersama kaum Tionghoa
dengan warga Jomblang ini menjadi momen pertama kali sepanjang
sejarah. Dia berharap, buka bersama ini semakin menambah ikatan
persaudaraan.

“Mewakili warga Jomblang, kami bahagia dan berterimakasih kepada PSMTI
karena sufsh berkenan mengadakan bukber di Kelurahan Jomblang,”
ucapnya.

Henry mengungkapkan, Kelurahan Jomblang memang menjadi kelurahan
percontohan moderasi beragama ditetapkan oleh Kementerian Agama. Hal
itu karena keguyubrukunan warga yang berbeda agama.

“Warga guyub rukun. Ada beberapa tempat ibadah. Tempat ibadah itu
diperkampungan dan kita saling menjaga, ada kerukunan satu dan lain.
Disini agamanya beragam,” ujarnya.