Jakarta – Amerika Serikat akan kembali menarik sekitar dua ribu personel militer yang mereka kerahkan di Irak pada bulan ini. Kepala Komando Pusat Militer AS, Kenneth McKenzie, mengatakan bahwa mereka mengambil keputusan ini karena sudah percaya dengan peningkatan kemampuan Pasukan Keamanan Irak untuk beroperasi secara independen.
“Setelah konsultasi dan koordinasi dengan Pemerintah Irak dan rekan koalisi, AS memutuskan untuk mengurangi kehadiran tentara di Irak dari sekitar 5.200 menjadi 3.000 personel pada September,” ujar McKenzie seperti dikutip AFP, Rabu (9/9).
McKenzie memastikan bahwa AS akan tetap membantu militer Irak dalam upaya memberantas kelompok militan ISIS yang masih terserak di beberapa kawasan meski sudah kehilangan wilayah khilafahnya.
Namun, AS berharap pasukan lokal Irak pada akhirnya dapat mencegah ISIS kembali dan melindungi kedaulatan negaranya tanpa bantuan pihak luar.
“Perjalanan ini sudah begitu sulit. Pengorbanannya luar biasa, tapi perkembangannya sangat signifikan,” ucap McKenzie.
AS sebenarnya sudah menarik pasukannya dari Irak pada akhir 2011. Namun beberapa tahun kemudian, AS kembali mengerahkan militernya untuk membantu tentara Irak melawan ISIS yang mulai ganas pada 2014.
Selain dari Irak, AS juga berencana kembali menarik pasukannya di Afghanistan. Sesuai dengan kesepakatan antara Washington dan Taliban pada Februari lalu, AS kini masih mengerahkan 8.600 personel di Afghanistan.
Penarikan pasukan ini sesuai dengan janji Presiden Donald Trump untuk memulangkan personel militer AS di luar negeri demi menghentikan “perang tanpa akhir” yang dilakukan negaranya selama ini.