Jakarta – X, media sosial yang dulunya dikenal bernama Twitter dan
kini sudah dimiliki secara penuh oleh Elon Musk kembali menjadi
sorotan. Kali ini, sebuah laporan dari Tech Transparency Project (TTP)
menemukan kelompok teroris yang dikecam oleh pihak Amerika Serikat
(AS) ternyata memiliki akun dengan centang berbayar di X.
Mengutip laporan TTP via Ars Technica, Jumat (16/2/2024), “X menyalahi
kebijakan sanksi AS dengan memberikan layanan premium berbayar akun
yang diduga milik para pemimpin tertinggi Hizbullah yang berbasis di
Lebanon.
“Tak hanya itu, X juga memberikan centang biru berbayar ke akun lain
milik media yang dikelola pemerintah Iran dan Rusia,” tulis TTP di
laporan.
Karena pemilik akun harus membayar biaya bulanan atau tahunan untuk
layanan premium tersebut, ini menunjukkan medsos itu terlibat dalam
transaksi keunangan dengan akun-akun tersebut.
“Karena X terlibat dan bertransaksi keunangan dengan akun-akun ini
berpotensi melanggar kebijakan sanski AS,” kata TTP.
Informasi, setelah membeli Twitter seharga USD 44 miliar, Elon Musk
mulai menagih pengguna untuk tanda centang yang sebelumnya dimaksudkan
untuk memverifikasi sebuah akun adalah terkenal dan otentik.
Beberapa akun sudah diverifikasi sebelum Musk membeli Twitter, tetapi
verifikasi adalah layanan gratis saat itu.
Keputusan Musk untuk menagih tanda centang berarti X “memberikan
layanan premium berbayar kepada entitas disanksi,” berpotensi
menimbulkan “masalah hukum baru,” jelas TTP.
Tech Transparency Project mengatakan, mereka menemukan 28 akun X
Twitter “terverifikasi” terkait dengan individu atau entitas disanksi.
Ini termasuk individu dan kelompok terdaftar di Departemen Keuangan
AS, Kantor Pengendalian Aset Asing (OFAC) sebagai “Warga Negara
Khusus.”
“Dari 28 akun X yang diidentifikasi, 18 menunjukkan mereka
diverifikasi setelah 1 April 2023,” tuturnya.
Tanggal ini bertepatan saat X mulai mengharuskan akun berlangganan
bila ingin mendapatkan tanda centang di akun milik pengguna.
“10 lainnya adalah akun terverifikasi warisan, diharuskan untuk
membayar langganan jika ingin mempertahankan tanda centang mereka,”
tulis kelompok itu.
Setelah laporan ini mencuat, medsos X pun menerbitkan pernyataan
resmi. X mengatakan, “kami menerapkan pendekatan kuat dan aman untuk
fitur monetisasi kami, mematuhi kewajiban hukum, serta penyaringan
independen oleh penyedia pembayaran kami.”
Mereka menambahkan, “beberapa akun tercantum dalam TTP tidak
disebutkan secara langsung dalam daftar sanksi, sementara beberapa
akun lainnya mungkin memiliki tanda centang akun tanpa menerima
layanan apa pun yang dapat dikenakan sanksi.”
Tak hanya itu, perusahaan milik Elon Musk tersebut saat ini telah
meninjau laporan TTP dan akan mengambil tindakan jika diperlukan.
“Kami selalu berkomitmen untuk memastikan bahwa kami menjaga platform
yang aman, terjamin, dan patuh,” tulis X di pernyataan resminya.