Jakarta – Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi sandera terakhir yang dibebaskan dari cengkeraman kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina selatan. Pembebasan itu menyusul tiga sandera WNI lainnya.
Para sandera dibebaskan saat perahu yang mereka tumpangi terbalik. Pasukan penyelamat yang menerima sinyal permintaan bantuan mendapati perahu itu dikendalikan oleh Majan Sahidjuan, salah seorang pemimpin Abu Sayyaf, bersama seorang militan lain dan tiga orang sandera.
Pasca pembebasan ketiga sandera, pemerintah melanjutkan operasi untuk mencari sandra keempat, yakni seorang remaja berusia 15 tahun. Dia dibebaskan saat pasukan pemerintah memergoki kelompok Abu Sayyaf sebuah desa di pulau Kalupag, selatan Filipina.
Judha Nugraha, Kepala Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia di Kementerian Luar Negeri, mengatakan pegawai konsulat jendral Indonesia di Davao City sudah menemui remaja itu dan mengabarkan kondisinya sudah membaik.
“Setelah penyelamatannya, maka semua warga negara Indonesia yang disandera Abu Sayyaf sudah dibebaskan,” kata Judha seperti dikutip dari keterangan pers Kemenlu RI, Minggu (21/3/2021).
Ia menambahkan semua sandera akan diterbangkan ke Manila untuk menjalani perawatan, sebelum dipulangkan ke Indonesia.
“KJRI Davao melalui anggota TNI di Border Crossing Station Indonesia di Bongao, Tawi Tawi telah menemui dan memeriksa kondisi MK. Yang bersangkutan dalam keadaan baik dan sehat,” terangnya.
“Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik dengan pemerintah dan aparat keamanan Filipina,” tutur Judha.
Keempat warga Indonesia termasuk lima WNI yang diculik oleh Abu Sayyaf pada 16 Januari 2020 di perairan Tambisan, Sabah, Malaysia. Salah seorang nelayan dikabarkan tewas ketika mencoba melarikan diri dalam sebuah operasi penyelamatan. (RY)