Malang – Eks narapidana terorisme (napiter) Ali Fauzi resmi menyandang gelar doktor dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ali Fauzi pernah terlibat dalam aksi teror Bom Bali I itu meraih gelar setelah merampungkan S-3 Pendidikan Islam. Ali bersama ribuan mahasiswa lain mengikuti prosesi wisuda ke-107 di Dome UMM, hari ini. Ali meraih gelar doktor selama 3,5 tahun dengan nilai A.
Saat memberi sambutan sebagai perwakilan mahasiswa, tangis Ali Fauzi tidak terbendung saat memberikan kata sambutan perwakilan mahasiswa dalam wisuda di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pelaku aksi terorisme Bom Bali l itu menyampaikan permohonan maaf dan penyesalan atas aksi yang pernah dilakukan bersama keluarganya.
“Di majelis ini saya mohon maaf sebesar-besarnya karena saya dan saudara saya pernah melakukan aksi terorisme, dan kemudian dihujat oleh masyarakat,” kata Ali Fauzi di atas podium di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (21/2).
Suara Ali Fauzi terdengar parau dan pidatonya terhenti beberapa saat hingga membuat suasana hening. Seorang petugas nampak membawakan tisu ke podium.
“Di forum ini saya mohon maaf sebesar-besarnya. Mudah-mudahan ke depan tidak ada bom lagi, tidak ada penembakan polisi dan aksi-aksi lainnya,” katanya melanjutkan.
Ali Fauzi menjalani wisuda program doktor di UMM dengan mengambil jurusan pendidikan Islam. Disertasinya tentang Edukasi Moderasi Beragama Bagi Para Mantan Napiter.
Dia mengaku termotivasi keinginan untuk menjadi seorang ‘doktor teroris’ yang mengajak pada tujuan Islam yang rahmatal lil alamin. Keilmuannya itu semakin memperkuat upayanya lewat aktivitas di Yayasan Lingkar Perdamaian yang dirintisnya.
“Motivasi saya ingin menjadi doktor teroris untuk mengobati mereka-mereka yang masih punya pemikiran destruktif,” tegasnya.
Ali mengaku lebih mudah membuat bom dibandingkan menyusun disertasi kuliah doktornya. Karena itu Ali sempat putus asa pada tahun ketiga, kendati kemudian mendapat support semangat dari para promotornya.
“Saya ini ekspert, jabatan terakhir saya di Jamaah Islamiyah Jawa Timur itu sebagai kepala instruktur perakitan bom. Jadi saya ahli merakit satu kilo bahkan satu kontainer itu biasa. Bagi saya itu jauh lebih mudah daripada menulis jurnal menyelesaikan disertasi,” jelasnya.
“Mereka memotivasi saya. Ini sudah separuh, Anda berani perang, perang dengan tulisan masak takut. Akhirnya saya berpikir, saya ini kombatan, saya prajurit kemudian berlanjut,” katanya.
Wisuda Ali Fauzi juga secara kehormatan dihadiri oleh Umar Patek, sobat karibnya. Umar yang baru saja keluar menyelesaikan masa hukumannya memberikan selamat kepada Ali Fauzi.
“Peristiwa ini menunjukkan bahwa terorisme itu kalah dengan Ilmu Pengetahuan. Mudah-mudahan dapat menginspirasi dan menjadikan lebih baik,” kata Umar Patek.