Jakarta – Staf Kantor Kepresidenan, Chrisma Aryani Albandjar mengatakan, kelompok radikal maupun teroris punya pola dalam melakukan rekrutmen di masyarakat Indonesia. Salah satu caranya adalah denganmenggunakan isu ketidakpuasan sosial.
“Tujuan awal mereka tentunya adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya pengikut. Mereka sangat aktif untuk merekrut anak remaja,” kata Chrisma di Jakarta, Minggu (26/3/2017).
Diamengimbau agar masyarakat untuk lebih hati-hati dalam menjaga anak-anaknya terutama ketika menginjak usia remaja. Pasalnya kelompok teroris tersebut sedang gencar-gencarnya menambah anggota.
“Masyarakat kita harus lebih waspada, khususnya keluarga, agar anak-anak kita tidak menjadi sasaran dan target kelompok-kelompok radikal ini”, jelas Chrisma.
Menurutnya, masyarakat Muslim Indonesia secara mayoritas adalah masyarakat yang menghormati kemajemukan. Namun di tengah kemajemukan itu terdapat sel-sel radikalisme yang jumlahnya kecil namun militan yang mencoba untuk menggalang dukungan menggunakan momentum kontradiksi politik.
Pemerintah saat ini sedang bekerja mengatasi soal kesenjangan ini. Dari data Peradilan Anak, fenomena rekrutmen kelompok radikal mengincar anak-anak Sekolah. Kasus seperti ini telah ditemukan di Jawa Barat sebanyak delapan anak dengan jenjang usia 14 sampai 16 tahun.