Gresik – Paham radikal atau radikalisme menjadi ancaman besar bagi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, harus diwaspadai dan itu menjadi tugas TNI serta Polri.
Kapolres Gresik AKBP Wahyu Sri Bintoro menuturkan, penyebaran radikalisme begitu terstruktur. Ada yang melalui media sosial maupun lembaga pendidikan.
“Yang lebih berbahaya melalui lembaga pendidikan. Sebab, ada sekolah yang tidak pernah mengadakan upacara bendera dan tidak pernah menyanyikan lagu Indonesia Raya. Karena itu, perlu diwaspadai,” ujarnya saat memberikan paparan di Makodim 0817 Gresik, seperti dilansir Beritajatim.com, Senin (3/9/2018).
Mantan Kapolres Bojonegoro itu juga memaparkan peran Babinsa dan Babinkamtibmas sangat besar. Mereka yang mengetahui kondisi lapangan secara langsung. “TNI dan Polri harus bersama-sama saling membantu dan menggandeng elemen masyarakat serta ormas,” ungkapnya.
Sementara itu Komandan Kodim (Dandim) 0817 Gresik Letkol Kav Widodo Pujianto menyatakan, dengan perkembangan zaman ini tugas prajurit TNI akan semakin berat. Untuk itu, Babinsa dituntut untuk melaksanakan tugas dengan cepat dan benar. “Tolak ukurnya adalah mempunyai semangat tinggi dan jiwa kesetiaan,” tuturnya.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gresik M.Sholahuddin yang juga jadi pembicara mengatakan, permasalahan hoax melalui medsos perlu diwaspadai. Sebab, jika tidak dicermati dikuatirkan bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. “Hoax harus ditangkal karena bisa menghasut dan merusak,” pungkasnya.