Manado – Perang terhadap kelompok Abu Sayyaf yang gencar dilaksanakan oleh pemerintahan baru Filipina di bawah kepemimpinan presiden Rodrigo Duterte, disebut dapat mempengaruhi situasi keamanan Indonesia. Eksodus teroris tidak menutup kemungkinan terjadi.
Hal ini yang terungkap dalam live talkshow yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Utara di TVRI Stasiun Regional Manado, Selasa (8/6/2016) malam.
“Tidak ada pilihan lokasi lain untuk kelompok Abu Sayyaf melarikan diri selain ke Indonesia, karena memang yang terdekat Indonesia, dan itu wilayah Sulawesi Utara,” kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wilayah Perbatasan, Hendrik, melalui sambungan telepon.
Atas kondisi tersebut, Hendrik meminta kepada pemerintah Indonesia, khususnya BNPT, untuk segera mensosialisasikan langkah-langkah aman bagi masyarakat di wilayah perbatasan. “Tahun lalu kami dengar sudah ada SOP (Standar Operasional Prosedur, red.) yang dikeluarkan BNPT, tapi sosialisasinya sejauh ini masih terbatas di ibukota provinsi. Kami mohon itu dilaksanakan sampai ke wilayah perbatasan,” tambahnya.
Kabid Humas Polda Sulawesi Utara, AKBP. Wilson Damanik, menanggapi potensi eksodus teroris asal Filipina ke Indonesia tersebut, mengajak masyarakat untuk terlibat secara aktif melalui pengedepanan kewaspadaan dini.
“Sekecil apapun informasi dari masyarakat akan sangat berarti bagi kami. Jika memang ada potensi itu (eksodus teroris dari Filipina ke Indonesia, red.), segera laporkan ke kami,” kata Wilson.
Sementara Kasubdit Kewaspadaan BNPT, Andi Intang Dulung, mengungkapkan pihaknya memang akan terus mensosialisasikan langkah-langkah pencegahan terorisme. “Tahun ini bidang Agama dan Pendidikan sudah menggelar kegiatan sosialisasinya di ibukota kota dan kabupaten. Tahun-tahun selanjutnya bidang yang lain akan menyusul,” ujarnya.
Live talkshow di TVRI Stasiun Regional Manado merupakan bagian dari kegiatan Media Visit yang dilaksanakan BNPT bersama FKPT Sulaawesi Utara. Kegiatan itu sendiri merupakan bagian dari program Pelibatan Media Massa dalam Pencegahan Terorisme.