sumber : nasional.tempo.co

Waspadai Bom Panci Yang Jadi Tren Jihad Lone Wolf

Jakarta – Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie mengatakan, berbagai tren aksi dugaan terorisme menjadi bukti bahwa seorang terduga pelaku tidak perlu menjadi bagian jaringan terorisme. Itu membuktikan bahwa struktur jaringan teroris tidak kaku walau berada di garis ideologi yang sama yaitu pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Hal itu terbukti dengan aksi terduga teroris untuk kali ketiga setelah penyerangan terhadap markas Polda Sumut dan penusukan terhadap dua polisi di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan. Kemudian meledaknya bom panci secara tak sengaja di sebuah rumah kos di Bandung, Sabtu (8/7/2017).

Polisi berhasil menangkap pelaku AW yang merupakan seorang pedagang bakso setelah sebuah bom panci yang diduga dirakitnya meledak. Pelaku AW yang dikategorikan sebagai teroris ‘lone wolf’ diduga akan meledakkan bom panci tersebut di sebuah restoran dan kafe di kawasan Braga, Bandung, selain di sebuah gereja.

“Kalau bicara konsep kepemimpinan yang tidak beku, mereka bisa mengembangkan sel-sel seluas mungkin. Bahkan, Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang merupakan kelompok aktif dan pemimpinnya banyak yang tertangkap, selalu bermunculan sel-sel baru yang mengembangkan konsep leaderless jihad,” kata Taufik Andrie kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/7/2017).

Dikatakan, Markas Kepolisian Daerah Jawa Barat pada Maret lalu, dilaporkan menjadi sasaran peledakan bom oleh dua orang yang merupakan bagian dari kelompok Yayat Cahdiyat. Sel-sel baru yang kecil, tidak semata-mata patuh pada pemimpin atau menunggu fatwa dan instruksi, tapi setia pada komitmen bersama dan bersedia untuk melakukan aksi.

Taufik Andrie juga menyebut bahwa beberapa kejadian aksi bom panci yang dilakukan oleh terduga simpatisan ISIS merupakan tren baru yang diujicobakan terus menerus. “Kalau bicara mengenai proses penguasaan skill-skill pelatihan seperti perakitan, ini tidak reguler, karena tidak ada proses pelatihan, selalu otodidak melalui internet. Sebetulnya ini menunjukkan bahwa dalam proses regenerasi tidak berjalan dengan baik,” jelasnya.

Sementara itu, Kepolisian masih menyelidiki kemungkinan adanya keterkaitan terduga perakitan bom panci di Bandung, AW, dengan jaringan ISIS. Hal itu terkait dengan ditemukan secarik kertas di kediamannya yang isinya semacam baiat kepada pemimpin ISIS Abubakar Al Baghdadi. Polisi meyakini bahwa AW, bertindak sendiri dalam merakit bom panci yang meledak sebelum waktunya.