Ternate– Konflik dan keberadaan ISIS di Marawi menimbulkan ancaman tersendiri bagi Indonesia. Maluku Utara menjadi salah satu sasaran utama tidak hanya perlintasan, namun berpotensi menjadi wilayah rawan kemunculan kelompok teroris baru untuk menyokong ISIS di perbatasan.
Menilai pentingnya wilayah perbatasan sebagai garda terdepan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyiagakan pasukan gabungan TNI-Polri di Kota Ternate melalui kegiatan apel kesiapsiagaan dan gelar pasukan, (14/9/2017). Apel Kesiapsiagaan ini diikuti oleh pasukan anti teror di wilayah Maluku Utara, Seperti Sat Brimob Polda Maluku Utara, Polair Polda Maluku Utara, Yonif 732/Banau, Lanal Ternate, Polres Ternate dan Kodim 1501/Ternate.
Apel kesiapsiagaan yang dipimpin langsung oleh Sestama BNPT Mayjen TNI R. Gautama Wiranegara, S.E ini diisi juga dengan diskusi perkembangan terkini ancaman terorisme di wilayah perbatasan. Diskusi yang diikuti oleh 50 perwira dari masing-masing satuan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan visi dalam penanggulangan terorisme di wilayah perbatasan.
Selain menggelar pasukan, alat dan perlengkapan yang dimiliki pasukan TNI –Polri di wilayah Terntae, BNPT kemudian melakukan serah terima senjata rakitan hasil dari penggalangan terhadap masyarakat Ternate. Penyerahan senjata diberikan secara simbolik oleh Sestama BNPT kepada Wakapolda Malutku Utara.
BNPT meyakini bahwa penanggulangan terorisme tidak cukup menjadi tugas TNI-Polri. Oleh karenanya, pemerintah daerah memiliki tanggungjawab dan otoritas dalam melindungi keamanan publik di wilayah tersebut. Sestama BNPT menegaskan pentingnya keterlibatan seluruh pihak tidak hanya aparat keamanan dalam menjaga keutuhan NKRI di wilayah perbatasan.
“kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” tegasnya mengakhiri arahannya di depan 250 prajurit gabungan TNI – Polri.