Palu- Warkop Ansor menggelar diskusi dengan tema pembumian Pancasila dan pemanfaatan teknologi di era digital di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (11/02/2020). Warkop Ansor yang sudah berdiri sejah 3 tahun lalu ini dipilih karena latar belakang pendirian warkop yang unik dan inspiratif.
Adha Nadjmuddin, pembina Komunitas Pemuda Ansor menjelaskan bahwa Warkop Ansor ini dibangun oleh Komunitas Pemuda Ansor dengan tujuan memberikan wadah diskusi.
“Warkop ini dibuat sebagai wadah masyarakat untuk berdiskusi bukan hanya sekadar tempat kongkow biasa dan diperuntukan bagi umum,” jelas Adha.
Adha menambahkan bahwa selain tempat diskusi juga setiap minggu diadakan sekolah bisnis.
“Setiap Jumat malam diadakan sekolah bisnis dengan menghadirkan narasumber yang inspiratif yang bisa memberikan pencerahan dan motivasi kepada masyarakat umum,” ujarnya.
Diskusi dengan peserta dari kalangan muda ini dihadiri oleh Antonius Benny Susetyo, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Dedi Mahardi, Staf Khusus Yayasan BUMN sebagai narasumber dan M. Ridha Saleh sebagai moderator.
Dalam diskusinya Antonius Benny Susetyo mengapresiasi adanya Warkop Ansor ini karena memberdayakan dan memberikan pencerahan bagi masyarakat.
Selain itu, dalam diskusinya Benny menjelaskan bahwa saat ini pembumian nilai-nilai Pancasila di generasi milenial dengan cara menggunakan teknologi untuk memperkuat kekayaan lokal dikolaborasikan dengan kreativitas dan inovasi.
“Nilai-nilai Pancasila dan Desa Pancasila akan bangkit jika generasi milenial mampu menggunakan teknologi dengan bijak dan mensinergikannya dengan kekayaan lokal yang dikemas secata kreatif dan inovatif,” jelas Benny.
Selain itu Benny menambahkan bahwa generasi muda harus mampu berpikir global tetapi bertindak lokal.
“Penting bagi generasi milenial untuk mempu menguasai perkembangan zaman dan teknologi sehingga harus berpikiran global dan bertindak lokal, ” ujar Benny.
Benny menegaskan bahwa kekuatan besar yang harus ditanamkan bagi generasi muda untuk mampu membumikan Pancasila adalah inovasi, kreativitas, dan jiwa yang berbeda.
Staf Khusus Yayasan BUMN Dedi Mahardi juga menyampaikan hal senada bahwa masyarakat di era digital ini harus mampu menaklukan teknolgi bukan menjadi budak teknologi.
“Di era serba digital ini masyarakat seharusnya bisa memanfaatkannya dengan positif dan menjadi subjek bukan malah menjadi budak teknologi,” ungkap Dedi.
Selain itu, Dedi menjelaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia adalah bangsa yang tergadai dalam segi jiwa.
“Kita adalah bangsa yang tergadai dalam hal jiwa. Padahal jiwa adalah kekauatan yang sangat besar. Masih banyak masyarakat yang tidak bangga dengan kekayaan lokal, lebih menyukai produk dan hal-hal berbau asing lainnya,” jelas Dedi.
Dedi menambahkan inilah yang menjadikan akan digagasnya Desa Pancasila mencakup di dalamnya juga nanti kampus Pancasila dan Profesi Pancasila.