Manado – Sulawesi Utara memiliki sejumlah lokasi yang menjadi favorit untuk berbuka puasa. Uniknya, kegiatan berbuka puasa di lokasi tersebut dikunjungi oleh warga lintas agama. Ini menandakan bahwa rutinitas berbuka puasa tidak hanya milik umat Islam.
Berbuka puasa lintas agama ini bisa ditemukan di pusat perbelanjaan dan kuliner terbesar di Manado yang terletak di kawasan Megamas. Lokasi ini memiliki dua tempat utama untuk berbuka puasa.
Warga sudah berdatangan mulai sekitar pukul 16:00. Hal ini dilakukan agar pengunjung yang datang bisa mendapatkan tempat untuk berbuka puasa karena begitu banyaknya warga yang mengunjungi tempat ini.
“Sebelum pukul empat sore saya sudah datang, dan mencari tempat duduk di sini. Karena setiap harinya kawasan ini padat dikunjungi warga,” ujar Julkifly Madina, warga Kecamatan Mapanget, Kota Manado.
Selain umat Islam, terdapat pula umat dari agama lain yang ikut meramaikan tempat ini, seperti Kristen, Konghucu, Hindu, dan Buddha.
“Warga dari beragam latar belakangan sosial, suku, dan agama datang di sini,” ujarnya.
Para pengunjung yang berbuka puasa dtaang dengan beragam busana, ada yang berhijab, bercadar, busana sporty, dan yang mengenakan gaun. Suasana yang tak lazim ditemukan ini membuat salah seorang pengunjung, Agus, kaget dengan situasi yang ia temui.
“Ini benar-benar. Tapi ini buka puasa bersama yang sesungguhnya. Bersama semua warga dari berbagai latar belakang,” ujarnya.
Berbagai menu bisa dijumpai di tempat ini, mulai dari beragam es dan cendol, sate Madura, nasi rawon, bakso Solo, ayam lalapan, hingga menu dengan bumbu khas Manado juga dapat dipesan. Menu-menu ini terbagi dalam puluhan tenan yang mengelilingi area yang sebelumnya adalah lapangan basket.
“Ini paket lengkap. Ada beragam menu yang tersedia,” ujarnya.
Bagi umat Islam yang akan menunaikan salat juga disediakan tenda berukuran besar yang bisa menampung hingga 20 orang.
Menjelang tibanya waktu berbuka, menu-menu yang ada pun mulai diantarkan ke masing-masing meja pelanggan. Hal yang menarik dari pelanggan yang datang adalah mereka semua tetap menunggu waktu berbuka untuk menyantap sajiannya walaupun dari mereka ada yang tidak melaksanakan ibadah puasa.
“Ada semangat toleransi, menjaga kerukunan hidup umat beragama khususnya di Kota Manado yang plural ini,” ujar Richard, salah satu pengunjung, sambil menikmati es cendol sesaat setelah waktu berbuka puasa tiba.