Jakarta – Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, radikalisme masih menjadi salah satu tantangan Kepolisian. Namun, upaya untuk menangkal radikalisme tak hanya tanggung jawab Polri semata.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Presiden RI M. Yusuf Kalla saat memberikan pembekalan kepada ratusan Calon Perwira Remaja (Capaja) TNI-Polri di GOR A.Yani Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 18 Juli 2018.
Dilansir Kompas.com, Wapres mengatakan, aksi kekerasan masih terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Misalnya saja di Papua yang berupa penembakan yang menyasar aparat maupun masyarakat sipil. Ini tantangan kita semua, bukan hanya kepolisian tapi TNI juga,” ungkapnya.
Selain itu Wapres juga menyoroti serangkaian aksi terorisme mulai dari bom Surabaya hingga kantor polisi di beberapa tempat yang menjadi sasaran.
Menurut JK, upaya menangkal radikalisme tidak hanya diselesaikan dengan cara polisional tetapi pendekatan masyarakat juga penting. Ada Babinsa ada Koramil, semua harus menjaga bangsa ini.
Pendekatan kemasyarakatan yang dimaksud yakni pendekatan dengan mengutamakan upaya penanaman sikap tolerasi, cinta tanah air, hingga ajaran agama yang benar.
Lapisan terbawah dari TNI-Polri yag ada di desa-desa atau atau kampung diharapkan bisa melakukan pendekaatan tersebut ke masyarakat.