Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan pemerintah tidak memulangkan ratusan WNI eks ISIS karena dinilai lebih aman dan banyak manfaatnya ketimbang sebaliknya.
“Jadi yang lebih aman dan maslahat kalau kita tidak memulangkan mereka. Melakukan deradikalisasi yang sudah terpapar saja itu bukan sesuatu yang mudah,” kata Wapres Ma’ruf saat konferensi pers di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, dikutip Liputan6, Kamis (13/2).
Lebih lanjut, mantan Rais Aam PBNU itu menyatakan pihaknya ingin menjaga keselamatan WNI di Indonesia. Ia khawatir eks ISIS itu akan menanamkan pengaruh dan benih-benih paham radikalisme dan terorisme bila dipulangkan.
Terkait polemik status kewarganegaraan para simpatisan ISIS ini, Wapres Ma’ruf menegaskan bahwa mereka sendirilah yang memilih untuk berbaiat kepada ISIS. Karenanya bukan lagi tanggung jawab pemerintah untuk memikirkan kembali bagaimana status mereka.
“Status kewarganegaraan mereka itu, sebenarnya sudah mereka sendiri yang membuat menjadi terlepas dari kewarganegaraan (stateless). Mereka itu tidak dikeluarkan dari kewarganegaraan (Indonesia), tapi mereka sudah membuat dirinya sendiri lepas kewarganegaraan,” kata Ma’ruf.
Meski demikian, Wapres Ma’ruf mengatakan, pemerintah masih kerap mempertimbangkan nasib anak kecil di bawah 10 tahun dan berstatus yatim piatu yang diajak orangtua mereka untuk meninggalkan tanah air demi bergabung dengan ISIS.
“Untuk anak anak terutama khususnya ya anak yatim piatu dan di bawah 10 tahun masih kita pertimbangkan,” kata Ma’ruf.
Ia menegaskan pemerintah sedang mengkaji secara mendalam terkait rencana tersebut. Ia tak berkeinginan bila anak-anak eks ISIS itu dapat menimbulkan ‘virus’ radikalisme ISIS di kemudian hari.