Jakarta – Mooderasi Beragama menjadi salah satu kebijakan pemerintah yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024.
Hal ini sejalan dengan penyerahan Piagam Penghargaan oleh Grand Syekh Al Azhar Profesor Doktor Ahmad Muhammad Al-Thayyeb kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin.
Melalui Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Indonesia (OIAAI), Syekh Prof. Dr. Ahmad Muhammad Al-Thayyeb secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Wapres RI K.H. Ma’ruf Amin atas peran dan dukungannya kepada Al-Azhar melalui OIAA Cabang Indonesia dan alumni Al-Azhar di Indonesia yang secara umum dalam memainkan peran menguatkan moderasi beragama di masyarakat lingkungannya masing-masing.
Ketua OIAA Indonesia, TGB HM Zainul Majdi mengatakan, KH. Ma’ruf Amin merupakan seorang yang sangat kontributif selama puluhan tahun dalam seluruh kiprahnya, untuk meneguhkan moderasi beragama.
“Ini menjadi satu kebanggaan juga bagi kita karena Grand Syekh itu nggak pernah atau sangat jarang ya memberikan piagam penghargaan seperti itu yang langsung ditandatangani dan langsung diarahkan kepada seorang pribadi,” kata TGB dalam keterangannya, Kamis (30/3).
TGB yang berkesempatan menyerahkan piagam penghargaan tersebut, merasa optimis, moderasi beragama di Indonesia yang terus dicanangkannya bisa diserap oleh seluruh umat beragama, khususnya muslim di Indonesia.
Sebagai Tokoh Islam Moderat, TGB maupun Wapres RI KH. Ma’ruf Amin berjalan beriringan dalam menjunjung hakikat atribut khoirul ummah yang moderat dan disandang ummat Islam, bahwa muslim itu harus mampu berdaya guna sekaligus berdaya saing.
Lebih lanjut, TGB yang juga sebagai Ketua Harian Nasional Partai Perindo ini mengatakan, kiprah dari KH. Ma’ruf Amin rupanya juga menjadi sesuatu yang dicermati oleh Al-Azhar.
Termasuk beliau selalu memberikan dukungan dan support untuk seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh alumni Al-Azhar.
Bagi TGB, moderat bukan berarti tidak memiliki prinsip sebagaimana stigma negatif yang muncul kebanyakan, namun moderat merupakan prinsip mau menerima ide-ide yang konstruktif, terbuka dengan kritik, menyelesaikan konflik dengan jalan damai serta menganggap bahwa dialog musyawarah dan diplomasi adalah langkah yang terbaik bagi sebuah demokrasi dengan melaksanakan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat.