Jakarta –Awalnya wanita bernama Wahida Mohamed Al-Jumaily juga beraktivitas di dapur dan mengurus keluarga. Tapi karena dendam kesumat karena suami dan keluarganya dibunuh ISIS, ia kini menjelma menjadi wanita yang sangat ditakuti anggota ISIS. Kenapa?
Dilansir dari dailymail.co.uk pada tahun 2016 silam, perempuan 39 tahun itu merupakan pemimpin dari sebuah regu pasukan pemberontak berjumlah 70 orang di Shirqat, 50 mil jaraknya dari Mosul. Wahida sepertinya memiliki dendam kesumat terhadap ISIS setelah suaminya dibunuh ISIS dalam perang.
Ia menikah lagi, dan, lagi-lagi, suami keduanya terbunuh di medan perang. Ayahnya bernasib sama, demikian pula tiga audaranya. Wahida pun melampiaskan kemarahannya di medan perang, dan terkenal sebagai perempuan paling kejam bagi ISIS.
Ia mengaku sudah biasa membunuh anggota ISIS dengan tangannya sendiri, memenggal kepalanya, dan memasaknya.
“Saya memerangi mereka, memenggal kepala mereka, dan kepala itu saya masak. Saya juga membakar jasad mereka,” ujar Wahida dikutip dari CNN.
Wahida, yang juga dikenal dengan nama Umi Hanadi mengatakan bahwa dirinya sendiri telah membunuh setidaknya 18 tentara ISIS. “Tapi pada dasarnya, pasukan kami bertempur bersama, seperti sebuah keluarga.”
Tak dipungkiri, ia menganggap dirinya sebagai orang yang paling dicari oleh ISIS. “Saya menerima ancaman pembunuhan langsung dari para pimpinan ISIS, termasuk langsung dari Abu Bakr al-Baghdadi.”
“Saya saat ini ada di posisi teratas orang paling dicari oleh ISIS, bahkan aku lebih dicari dari Perdana Menteri,” ujar ibu dari dua orang putri ini.