Bekasi – Wanita Indonesia Harus cerdas mencermati iming-iming yang menggiurkan supaya tidak terjerumus menjadi korban kelompok teroris internasional ISIS. Hal itu dikemukakan M Jufri, Ketua GP Ansor Kota Bekasi, ketika dimintai tanggapannya tentang pengakuan 18 mantan simpatisan ISIS yang kembali dari Suriah ke Tanah Air pada pertengahan Agustus 2017 lalu.
Sebagaimana diketahui, mereka berhasil meloloskan diri dari cengkeraman ISIS setelah lebih dari dua tahun tinggal di Suriah. Nurshadrina (19) salah satunya, dia mengaku tertipu dengan seluruh janji dan propaganda ISIS yang dia dapat dari internet. Kehidupan yang lebih baik di bawah konsep negara khilafah pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi tidak dia temukan sesampainya di Suriah sejak Agustus 2015.
Menurut Jupri, pengalaman wanita-wanita Indonesia itu selama di Suriah juga sekaligus menjadi citra buruk bagi bangsa ini. “Saya pikir pikir ini menjadi pengamalam besar bagi saudara-saudara kita. Untuk itu, pengamalam mereka seyogyanya membuat masyarakat lebih berhati-hati terhadap bujukan-bujukan dengan dalih agama yang akhirnya tidak memberikan harapan apa-apa, apalagi menjadikan hidup lebih baik,” katanya kepada Damailahindonesiaku.com, Selasa (26/9/2017).
Ditegaskan, pengalaman itu harus menjadi pembelajaran berharga bagi wanita Indonesia. “Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa, kenapa harus keluar negeri,” ujar Jufri.
Dia juga meminta pemerintah harus tegas terhadap pihak yang mengiming-imingi warganya dengan menggunakan dalih agama. Pemerintah harus cepat tanggap mempersempit ruang gerak pihak-pihak yang hendak menipu warga Indonesia.
Selain itu, aparat penegak hukum juga harus menyelidiki, karena dalam kepergian wanita Indonesia tersebut ada bagian hukum yang dilanggar. “Dalam hal ini asusila, kalau sampai terjadi perdagangan seks, saya pikir sudah melanggar hukum kita. Apalagi dalam Islam, wanita itu sangat diagung-agungkan,” tandasnya.
Sehubungan dengan kejadian ini, Jufri meminta seluruh elemen dan tokoh masyarakat serta tokoh agama agar jangan memberikan pemahaman-pemahaman yang bisa menjerumuskan masyarakat. “Islam adalah rahmatan lil alamin. Jangankan manusia, semua alam semesta yang ada di Indonesia kita harus jaga untuk semua. Artinya janganlah mengiming-imingkan ada sebuah harapan besar dengan dalih agama, tapi ujung-ujungnya tidak jelas, seperti korban-korban ISIS yang hanya hendak dijadikan budak seks,” katanya.
Jufri meminta seluruh masyarakat secara bersama-sama menjaga nilai-nilai budaya bangsa ini dan menjunjung tinggi hukum yang ada di Indonesia. Menurutnya, Pancasila sudah final dan keberadaan Bhinneka Tunggal Ika sudah luar biasa dan sangat pantas mempersatukan warga negara yang ada negeri ini. “Masyarakat harus cerdas, tidak bodoh lagi dalam menghadapi iming-iming dengan agama, karena agama adalah ruang privat antara Pencipta dengan hamba-Nya”.