Frankfurt – Seorang wanita yang diyakini sebagai anggota kelompok teroris Islamic State (ISIS) pulang ke negara asalnya di Jerman, bersama tiga anaknya. Wanita ini menjadi anggota ISIS wanita dewasa pertama yang pulang melalui saluran resmi dari Suriah ke Jerman.
Seperti dilansir AFP, Senin (25/11), wanita yang disebut bernama Laura H yang berusia 30 tahun dan berasal dari Hesse, Jerman ini, tiba di bandara Frankfurt pada Sabtu (23/11) malam waktu setempat. Dia diterbangkan pulang dari Erbil, Irak, setelah bergabung menjadi anggota ISIS di Suriah.
Kepulangan Laura ke Jerman ini dikonfirmasi Kepolisian Jerman pada Minggu (24/11) waktu setempat.
Laura tidak langsung ditangkap begitu tiba di Frankfurt. Namun laporan media terkemuka, Der Spiegel, yang mengutip sejumlah sumber keamanan menyebut Laura tengah diselidiki atas dugaan menjadi anggota organisasi teroris asing serta gagal mengasuh anak-anaknya secara layak.
Paspor Laura disita oleh otoritas setempat dan dia dilarang untuk meninggalkan Jerman. Ketiga anak Laura, sebut Der Spiegel, diserahkan kepada seorang kerabat dekatnya.
Menurut Der Spiegel, Laura bepergian dari Giessen, Jerman bagian tengah ke Suriah tahun 2016 lalu. Saat itu dia pergi bersama suami dan anak-anaknya. Di Suriah, Laura dan suaminya diketahui bergabung ISIS. Suami Laura diketahui merupakan seorang warga negara Amerika Serikat (AS) kelahiran Somalia.
Sebelum pergi ke Suriah, Laura diketahui terkait dengan kelompok Salafist di Jerman dan diduga pernah memposting seruan online untuk memberikan sumbangan ke Suriah, yang pada kenyataannya dananya mengalir kepada kelompok Salafist.
Usai suaminya tewas di Suriah dan dia ditangkap oleh pasukan Kurdi, Laura mengklaim dirinya telah menjauh dari ideologi ISIS. Sebuah organisasi kemanusiaan AS membantu untuk membawa Laura ke Erbil, Irak dari kamp tahanan Al-Hol di Suriah.
Otoritas Kurdi berulang kali mendesak negara-negara Barat untuk memulangkan warga mereka yang terkait ISIS di Irak dan Suriah. Namun kebanyakan negara-negara Barat enggan menerima kembali warganya yang terkait ISIS.
Invasi militer Turki di wilayah Suriah bagian utara, bulan lalu, memicu kekhawatiran soal kaburnya tahanan-tahanan ISIS di penjara dan kamp-kamp yang diawasi Kurdi. Otoritas Jerman sejauh ini telah memulangkan sejumlah besar anak-anak militan ISIS, namun tidak pernah memulangkan warga dewasa anggota ISIS hingga pemulangan Laura pada Sabtu (23/11) waktu setempat.
Negara-negara Barat lainnya seperti Australia, Belgia, Inggris dan Prancis juga telah memulangkan sejumlah anak-anak militan ISIS yang yatim-piatu. Sementara AS telah memulangkan beberapa wanita terkait ISIS dan anak-anak mereka.