Semarang – Wakil Menteri Agama (Wamenag) H Zainut Tauhid meminta kepada para penyuluh agama Islam di Indonesia mengemban amanat untuk mengembangkan moderasi Islam sekaligus membentengi umat Islam dari ancaman pengaruh radikalisme.
“Kita mau diseret-seret untuk mengikuti irama gerakan radikal sehingga menggoyahkan suasana toleransi, Alhamdulillah kita masih punya kekuatan menolaknya,” kata Zainut Tauhid.
Hal itu disampaikan saat memberikan pembinaan tentang ‘Moderasi Beragama Bagi Penyuluh Agama Islam’ yang dihelat Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah yang diikuti ratusan penyuluh agama Islam di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jalan Pahlawan Semarang, Jumat (13/3) lalu.
Dikatakan, saat ini umat Islam Indonesia di bawah bimbingan para kiai menjadi motor gerakan Islam moderat, tidak hanya di tanah air tetapi juga sudah di dunia internasional.
“Para penyuluh agama sebagai bagian dari pemerintah harus merasa terpanggil untuk mengadvokasi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh gerakan itu,” tegasnya.
mantan Ketua Umum PP IPNU dua periode ( 1988-1991 dan 1992- 1995 ) menambahkan, pembiakan benih radikalisme biasanya diawali dengan penyebarluasan narasi-narasi ujaran kebencian dan ungkapan intoleransi serta menganggap pengamalan ajaran agama yang tidak sama dengan yang diinginkannya dianggap tidak benar.
“Gerakan ini sudah menyusup kemana-mana, termasuk ke jantung masyarakat dengan merebut atau menyalahgunakan fungsi-fungsi dakwah dan majelis taklim,” paparnya.
Zainut Tauhid meminta para penyuluh yang setiap saat berada di tengah-tengah masyarakat dan harus meluruskan kembali fungsi dakwah dan majelis-majelis taklim melalui peran yang melekat pada dirinya.
Kepala Kanwil Kemenag Jateng Ahyani turut menambahkan, virus radikalisme saat ini sudah menyasar ke tengah-tengah masyarakat melalui berbagai cara dan media.
“Bahkan menyalahgunakan panggung media dakwah yang sebenarnya untuk menyampaikan ajaran Islam yang sejuk dan damai untuk menebar kebencian, mengembus-embuskan isu-isu intoleransi yang pada akhirnya mengganggu suasana toleransi dan kerukunan di masyarakat,” tuturnya.
Menurutnya, gerakan itu sudah mengganggu moderasi beragama yang selama ini tercipta secara alamiah. Karena itu, para penyuluh agama Islam didorong untuk jemput bola, bersama masyarakat mencegah radikalisme yang dalam waktu bersamaan mempopulerkan moderasi Islam kepada masyarakat.
“Setelah mengikuti pembinaan nantinya diharapkan dapat meningkatkan kinerja penyuluh agama dalam mengawal gerakan moderasi Islam di masyarakat,” pungkasnya.