Makassar – Generasi muda rentan terpapar paham radikal dan ekstrem di dunia digital. Hal itu cukup mengkhawatirkan, apalagi dari 202 juta pengguna internet di Indonesa, didominasi anak muda berusia 15-25 tahun.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi saat menjadi narasumber dalam kegiatan Literasi Digital, di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Kamis (11/5/2023. Kegiatan ini dihelat atas kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Agama, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unismuh Makassar.
Menurut Wamenag, kerentanan penyebaran paham radikalisme agama tersebut, perlu diimbangi dengan pendekatan moderasi beragama.
“Bukan agama yang dimoderatkan, karena memang sejatinya semua agama itu sudah moderat. Yang perlu dimoderasi adalah cara kita memahami agama. Yang ekstrem kanan dan kiri, ditarik ke tengah,” ungkap Zainut.
Kegiatan literasi digital, dengan pendekatan moderasi beragama, di kalangan generasi muda, diharapkan bisa menetralisir penyebaran paham radikal di dunia maya.
Bahkan, Wamenag berharap, kaum muda perlu membuat konten positif yang berbentuk digital serta dibuat sekreatif mungkin untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama.
Selain Wamenag, tampil pula dua pembicara lainnya, yakni Dekan FISIP Unismuh Ihyani Malik yang membahas etika digital, dan Koordinator Sargatnas Pandu Digital JSDI Anshar Syukur, yang mengulas seputar budaya digital.
Acara ini diawali dengan sambutan Rektor Unismuh Prof Ambo Asse, yang mengapresiasi kehadiran Wamenag di Kampus Unismuh Makassar. Sekitar 400 sivitas akademika Unismuh hadir memadati Aula tempat kegiatan tersebut.