Mojokerto – Wali Kota Ika Puspitasari mengajak generasi muda Kota Mojokerto untuk tetap kompak dalam upaya menjaga kerukunan antar umat beragama. Pesan tersebut disampaikan dalam Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama.
“Bahwa apapun perbedaan di antara kita, ketika kita duduk bersama dengan niat, niat untuk menjaga kerukunan, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Asal kita guyub, insyaAllah semuanya akan berkah,” ujar wali kota dalam keterangannya, Selasa (14/2).
Lebih lanjut, sosok yang akrab disapa Ning Ita ini menjelaskan jika kerukunan antar umat beragama menjadi modal penting untuk keberlangsungan pembangunan di Kota Mojokerto. Peran tersebut tidak hanya dipegang oleh pemerintah ataupun masyarakat berusia dewasa, melainkan juga pemuda.
“Karena tokoh pemuda inilah, sejatinya yang kedepan akan menjadi penggerak untuk keberlanjutan negaraa kita, yang akan menjadi motor untuk keberlangsungan Kota Mojokerto kedepan” tegas Ning Ita.
Pihaknya juga berharap, untuk memupuk semangat persatuan tersebut, kedepan dapat digelar berbagai kegiatan yang melibatkan pemuda Kota Mojokerto dari berbagai latar belakang agama, etnis, suku, dan budaya. Melalui kegiatan kolaborasi, Ning Ita ingin menekankan, meskipun semua berbeda-beda, namun memiliki akar budaya yang sama.
“Agama boleh berbeda-beda, suku boleh tidak sama, etnis juga boleh tidak sama, tetapi akar budaya kita adalah sama yaitu Indonesia,” pungkas Ning Ita.
Sebagai informasi, pada sosialisasi yang digelar pemkot melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) ini, diikuti oleh 75 pemuda yang tergabung dalam Generasi Muda Forum Kerukunan Umat Beragama (Gema FKUB). Organisasi tersebut terdiri dari para pemuda dari berbagai agama di Kota Mojokerto, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katholik, Budha, Hindu, dan Konghucu.