Wakil Ketua MPR Ajak Masyarakat Saling Peduli di Tengah Pandemi Corona

Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengajak masyarakat untuk meningkatkan rasa saling peduli dan bahu membahu di tengah wabah COVID-19 di lingkungannya masing-masing. Pasalnya, wabah COVID-19 bukan hanya menggerogoti sisi kesehatan tetapi juga menghantam sektor ekonomi.

Terkait hal ini, Lestari merujuk konsep Satgas Jogo Tonggo (Jaga Tetangga) di setiap Rukun Warga (RW) di Jawa Tengah sebagai salah satu contoh upaya meningkatkan kepedulian antar warga.

“Satgas Jogo Tonggo yang diterapkan di Jawa Tengah dengan konsep saling menjaga tetangga yang terdampak wabah secara ekonomi maupun yang terpapar virus Corona, bisa menjadi sebuah gerakan nasional untuk meredam dampak wabah COVID-19,” ujar Lestari dalam keterangannya, seperti dikutip detik.com, Selasa (28/4/2020).

Konsep Satgas Jogo Tonggo di Jawa Tengah ini diketuai oleh ketua RW dibantu para ketua RT, dan beranggotakan tim kesehatan, tim ekonomi, serta tim keamanan. Nantinya, ketua Satgas diwajibkan untuk melaporkan kegiatan sehari-hari kepada pihak desa atau kelurahan. Pelaksanaan Satgas Jogo Tonggo mencakup dua hal, yaitu jaring pengaman sosial dan keamanan, serta jaring ekonomi.

Jaring pengaman sosial dan keamanan yakni meliputi sosialisasi, pendataan, dan pemantauan warga. Sedangkan jaring pengamanan ekonomi memastikan tidak ada satu pun warga yang kelaparan selama wabah dan mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pasca wabah.

“Dengan mekanisme pemantauan tersebut, data warga terdampak COVID-19, baik secara kesehatan maupun ekonomi hingga wilayah RT bisa lebih akurat,” katanya.

Ia menilai, wabah COVID-19 bukan saja menghantam masyarakat yang berada di kelompok ekonomi bawah, tetapi juga sudah menghantam kelas pekerja yang selama ini dikelompokkan sebagai masyarakat kelas menengah.

“Saya mendapat masukan, banyak yang kehilangan penghasilan. Hal itu menyebabkan para pekerja ini tidak punya lagi kemampuan bertahan hidup. Secara umum, mereka terlihat baik-baik, tapi mereka mulai terdampak secara ekonomi,” imbuhnya.

Karena itu, ia beranggapan apabila di setiap daerah di Indonesia diterapkan mekanisme pemantauan serupa dengan Jogo Tonggo, bukan hanya deteksi dini warga terdampak COVID-19 saja yang bisa dilakukan lebih cepat dan tepat, tetapi juga dampak ekonomi.

Lestari juga menambahkan, melalui konsep ini persoalan data warga terdampak yang tumpang tindih dan Bansos yang salah sasaran bisa segera diatasi. Sehingga, berbagai program yang disalurkan pemerintah pusat, daerah, dan swasta untuk menanggulangi kelompok terdampak COVID-19 bisa tepat sasaran dan langsung dirasakan masyarakat.