Surabaya – Menjelang Pemilu 2024, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengajak semua lini masyarakat untuk saling menjaga rasa toleransi dan keguyubrukunan.
“Jawa Timur merupakan oase keberagaman. Di sini pula Nahdlatul Ulama didirikan. Dan, salah satu tokohnya yakni Gus Dur, sudah tidak diragukan lagi bagaimana komitmen beliau tentang diversity,” kata Emil saat menghadiri penutupan Musyawarah Provinsi Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Jawa Timur di Hotel Sahid Surabaya, Rabu (15/3/2023).
Mantan Bupati Trenggalek ini juga menyampaikan bahwa benih-benih potensi intoleransi harus disikapi oleh semua pihak terlebih menjelang Pemilu 2024. Sebab, selain tidak sesuai dengan prinsip bangsa dan negara, intoleransi juga dikhawatirkan akan berbuah radikalisme. “Memang tidak boleh dipukul rata semua yang intoleransi sama dengan radikalisme. Namun, harus dilihat seberapa besar potensinya,” tegasnya.
Emil menambahkan, hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah tidak boleh cepat menyimpulkan bahwa seseorang intoleran. Sebab, predikat intoleransi yang cepat disematkan tanpa bertabayyun lebih lanjut sering kali digunakan untuk menjatuhkan figur seseorang.
Terlebih di era perkembangan teknologi informasi saat ini, memungkinkan sebuah kabar hoaks atau tidak utuh tersebar begitu cepat. “Jadi, tetap waspada terhadap benih intoleransi, namun jangan pula cepat menyimpulkan,” ujarnya.
“Pemprov Jatim merupakan fasilitator terciptanya atmosfer toleransi. Kita punya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai salah satu wadah mempertemukan lintas agama. Di sanalah kita mengidentifikasi hal-hal yang bisa memupuk nilai-nilai kebersamaan dan memitigasi risiko. Apalagi, bila terjadi miskomunikasi dan lainnya,” imbuh Emil.