Vesak Run 2025, Toleransi Beragama Dalam Bentuk Ajang Olahraga

Surabaya – Sebanyak 1600 orang penghobi olahraga lari dari Surabaya
dan sekitarnya berkumpul dipelataran halaman Hokky Buah Pakuwon City
guna mengikuti Vesak Run 5K. Vesak Run 5K digelar untuk memperingati
Hari Raya Waisak.

Ketua Panitia Vesak Run 5K, Aditya mengungkapkan antusiasme warga
mengikuti acara tersebut sangat luar biasa. Mereka datang sejak pukul
05.00 pagi dengan suasana gerimis bersiap untuk mengikuti kegiatan
yang untuk pertama kali digelar oleh Yayasan Dana Paramita Majapahit.

“Ini merupakan event lari pertama kali digelar oleh Vesak Run di
Indonesia dan ternyata Surabaya antusiasmenya luar biasa, sejak pagi
mereka sudah berkumpul memadati lokasi meskipun sedikit hujan,” kata
Aditya.

Aditya juga menjelaskan tujuan dari Vesak 5K ini adalah gambaran dari
ajaran Buddha tentang kebersamaan, kebajikan dan kesehatan yang
tergambar didalam setiap gelaran Vesak Run tersebut. Oleh karena itu,
terdapat beberapa hal simbolis yang ditambahkan dalam acara tersebut
sebagai perwujudan tradisi dalam ajaran kebaikan Buddha, yaitu
pelepasan 3000 ekor burung.

“Dalam agama Buddha terdapat beberapa perihal penting yang dapat
memperkuat toleransi antar sesama umat beragama. Dengan semangat
kebersamaan dan menyebarkan kebajikan kegiatan ini adalah kunci
utamanya. Peserta yang ikut juga umum tidak hanya umat Buddha
melainkan warga dengan berbagai latar belakang agama dapat bergabung.
Dan juga kami melepaskan ribuan ekor burung sebagai simbol kebaikan
dalam menghargai makhluk hidup,” paparnya di garis finis.

Kegiatan ini menjadi salah satu ajang latian bagi pelari muda untuk
menambahkan jam terbang melatih fisik. Perihal itu disampaikan oleh
Masudah warga Surabaya yang mengantarkan putranya Kenzo Radjka Hamada
mengikuti Vesak Run 5K tersebut.

Informasi penting disajikan secara kronologis

“Sejak kelas 2 SD Kenzo sering diikutkan kegiatan lari dari berbagai
acara didalam dan luar kota, karena ayahnya juga hobby Trail Run.
Tujuannya untuk melatih dan menambah kekuatan fisiknya karena dia juga
suka bermain bola. Ya kami dukung selama tidak menggangu jadwal
sekolah dan belajarnya,” ujarnya saat melihat putranya finish ke 15
dengan total waktu 25 menit.

Acara ini berharap akan rutin diadakan setiap tahunnya dalam menyambut
perayaan Waisak dengan menanamkan nilai-nilai toleransi kemanusiaan.