“Urungkan Niatmu Bergabung dengan Isis, di sana lebih sengsara!”, Pesan WNI eks Isis

Lelaki itu bercerita bahwa awalnya ia bergabung dengan Isis untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, namun sesampainya ia di Suriah, harapan itu musnah seketika. Ia bersyukur bisa kabur dari kelompok Isis dan kembali ke tanah air. Dalam sebuah diskusi tentang deradikalisasi yang diadakan di Tasikmalaya pada Senin (21/9/2015) kemarin, pernyataan tersebut ditayangkan dalam sebuah video testimoni.

Udin, bukan nama sebenarnya, yang berasal dari Jawa Barat itu mengaku bahwa pekerjaannya sebagai wiraswasta tidak mencukupi kebutuhan ekonominya, karenanya ia memberanikan diri menemui saudaranya yang tinggal di Jakarta untuk mencari pinjaman modal usaha.

Gayung pun bersambut, saudaranya bersedia meminjamkan uang untuk modal, “tapi saya harus ikuti kajian-kajian (agama) yang dia lakukan,” kata Udin. Dengan harapan mendapatkan pinjaman modal, Udin pun menuruti permintaan saudaranya tersebut.

Udin pun lantas terlibat aktif dalam kajian keagamaan yang berisi materi mengenai tauhid, aqidah, fiqih, thogut, demokrasi kafir dan sebagainya.  Ketika syarat dari sang saudara telah ia lakukan, saudaranya lantas mengatakan bahwa ia bisa tetap berdagang, tapi tidak di Indonesia. Menurutnya lebih baik buka usaha di Suriah, “situasi di Suriah lebih baik” begitu rayunya.

Iming-iming kehidupan yang lebih baik ditambah dengan ajaran-ajaran yang ia terima dari kajian-kajian yang ia ikuti, mantap lah tekad Udin untuk berangkat ke Suriah. Terlebih, ia kerap mendapat ajaran bahwa Indonesia adalah negara kafir, “jadi harus hijrah,” ungkapnya. “Akhirnya dengan bantuan dan segala macam fasilitas yang diberikan, kami berangkat ke Turki 22 Februari 2015, Langsung ke Istanbul, di sana dua malam,” sambungnya.

Singkat cerita, Udin berhasil masuk ke wilayah Suriah, ia menempuh perjalanan dari satu kota ke kota lainnya, selama itu pula ia bertemu dengan orang-orang dari berbagai etnis di seluruh dunia. Ia mengaku dan sempat dikurung bersama orang-orang lain yang juga ingin ke Suriah untuk alasan pendataan, termasuk negara asal dan lainnya. Kemudian ia dibawa ke kota lainnya untuk mendapatkan materi-materi dari kelompok Isis. “Kurang lebih materinya sama dengan yang saya dapatkan di Jakarta. Terisolir sebulan penuh,” ujarnya.

Kemudian ia dan yang lain dijemput dan dibawa ke kota lainnya untuk melaksanakan dauroh asykariyah (negara militer). Selain mendapatkan materi tentang agama, ia juga mengaku mendapat materi tentang fisik dan pengenalan senjata dari orang Rusia yang ia sebut bernama Abdul Wahab yang konon merupakan bekas pasukan khusus.

“Kami dilatih fisik (selama) 3 minggu,” ujarnya, ia menjelaskan bahwa latihan tersebut meliputi materi ketangkasan dan latihan senjata. Lelaki yang mengaku sempat bertemu dengan Anggota ISIS asal Indonesia, Abu Jandal ,selama berada di suriah ini menuturkan bahwa kondisi di Suriah sangat berbeda dengan bayangannya ketika masih di Jakarta, “Ternyata di Suriah, bukan hanya tentang agama, tapi kepentingan bisnis yang dibalut,” ceritanya.

Ia merasakan bahwa hidup di Suriah jauh lebih sengsara, karenanya ia berusaha kabur. Pada usaha kaburnya yang pertama ia tertangkap, ia pun dijebloskan ke penjara selama satu bulan. Namun Udin tidak putus asa, ia pun kembali berusaha kabur dan mencari pertolongan. “Saya terus berjalan dan mencoba menghubungi KBRI di Damaskus,” ucapnya.

Udin kemudian mendapat petunjuk, ia diminta untuk kembali ke kota pertama yang ia datangi ketika awal masuk Suriah. Dengan segala tekadnya, ia  menuju kota tersebut melalui kota terluar, yaitu Kota Mandit. Ia tembus gelapnya malam dan luasnya kebun zaitun hanya demi bisa keluar dari sarang para teroris itu.

Usaha Udin kali ini berhasil, ia sangat bersyukur dapat kembali ke tanah air. Ia gunakan pengalaman pahitnya di Suriah untuk meminta warga Indonesia yang ingin ke Suriah dan bergabung dengan ISIS agar membatalkan niatnya. Ia juga menyarankan untuk berkonsultasi kepada ustadz atau ulama yang lebih paham tentang ajaran-ajaran Islam. “Saya harap kalian yang mau hijrah untuk mengurungkan niatnya,” pesan Udin.

Ia menyatakan bahwa kondisi di Indonesia jauh lebih baik daripada di Suriah, namun ia juga berpesan kepada pemerintah agar meningkatkan kesejahteraan warganya agar tidak mudah terpengaruh rayuan-rayuan kelompok radikal terorisme.