Tangerang – Jajaran prajurit Kodam Jaya khususnya yang ada di lingkungan Komando Resort Militer (Korem) 052/Wijayakrama (Wkr) berserta satuan dibawahnya harus bisa mewawspadai dan mengenali potensi ancaman penyebaran paham radikalsime dan terorisme.
Untuk itu aparat TNI-AD khususnya Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang berhadapan langsung dengan masyarakat di wilayah tugasnya harus bisa mempersempit ruang gerak kelompok-kelompok radikal terorisme yang ingin menyebarkan paham-paham tersebut di masyarakat.
Hal tersebut dikatakan Kasubdit Kontra Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kolonel Pas Drs. Sujatmiko saat menjadi narasumber untuk memberikan Pembekalan Pencegahan Paham Radikal Terorisme bagi Prajurit TNI-AD dan Keluarganya di jajaran Korem 052/Wkr dan satuan dibawahnya yang berlangsung di Aula Markas Kodim 0506/Kota Tangerang , di Tangerang, Kamis (30/7/2020)
“Bapak-bapak ini tentunya sebagai ujung tombak di tingkat bawah dan yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Untuk itu tentunya harus peka terhadap situasi di lingkungan wilayah tugasnya dan harus dapat mengenali ciri-ciri penyebaran paham radikalsime terorisme.. Karena penyebaran paham tersebutdi lingkungan masyarakat sendiri saat ini sudah cukup tinggi,” ujar Kolonel Pas. Sujatmiko dalam paparannya
Lebih lanjut alumni Sepa PK TNI tahun 1995 ini mengatakan bahwa Negara sendiri telah diamanatkan di dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Terorisme yang mana telah memformulasikan kebijakan dan mengatur strategi serta upaya-upaya untuk melaksanakan pencegahan paham radikal terorisme di masyarakat. Dan yang melaksanakan hal ini tentunya seluruh unsur-unsur pelaksana di daerahnya masing-masing.
“Dengan harapan kita semua bisa melakukan derap langkah sebagai komponen bangsa dimana TNI-Polri, Kementerian, Lembaga dibantu oleh para ormas, tokoh agama, tokoh masyarakat harus bisa bergerak bersama-sama untuk mempersempit ruang bagi kelompok-kelompok radikal terorisme yang ingin menyebarkan paham-pahamnya yang tentunya kelompok tersebut bisa menggangu kedaulatan bangsa dan negara ini,” ujar mantan Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Sam Ratulangi Manado ini. .
Lebih lanjut alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro ini menjelaskan bahwa pelaku aksi terorisme itu tidak hadir secara tiba-tiba lalu menjadi pelaku teror. Namun melalui beberapa tahap dimana yang pertama karena intoleransi. Dimana mereka ini memiliki oerientasi negatif dengan tidak menyukai perbedaan yang ada.
“Kemudian setelah itu naik lagi menjadi radikal. Dimana dalam konteks ini kita membicarakan radikal yang negatif, yakni anti Pancasila, anti NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), anti kebhinnekaan dan melakukan penyebaran paham-paham takfiri. Itu semua melalui proses dan kalau sudah seperti itu dia akan naik menjadi pelaku teror,” ujar mantan Komandan Batalyon Komando 466/Pasopati Paskhas TNI-AU ini.
Dalam kesempatan tersebut mantan Wakil Komandan Batalyon Komando 465/Bradjamusti Paskhas ini pun menjelaskan bagaimana pola penyebaran paham-radikal terorisme itu bisa masuk di lingkungan masyarakat dan seperti apa ciri-ciri orang-orang yang menyebarkan paham-paham tersebut. Apalagi yang menjadi incaran untuk disuspi paham-paham radikal pun juga beragam, mulai dari anak usia dini, pelajar, mahasiswa, orang dewasa.
“Dan bahkan tidak menutup kemungkinan aparat pemerintahan dan keamanan seperti TNI-Polri juga bisa menjadi sasaran kelompok tersebut Karena mereka ini melakukan pergerakan sangat halus sekali dan bahkan mambawa simbol agama. Untuk itu bapak-bapak harus bisa mewaspadai dan mengidentifikasi terhadap di lingkungan sekitarnya dengan ciri-ciri yang sudah saya sebutkan tadi,” ujarnya ,
Untuk itu Kasubdit KP pun meminta para aparat TNI-AD khususnya Babinsa juga bisa membangun Kohesi Sosial yaitu hubungan atau kerjasama yang harmonis antar masyarakat, aparat keamanan dan pemerintah daerah. Yang mana hal tersebut harus bisa dibangun bagaimana mewujudkan keamanan lingkungan dan masyarakat.
“Tentunya bapak-bapak juga perlu menciptakan kohesi di masyarakat agar memiliki pengertian yang sama mengenai ancaman terorisme dan bagaimana mencegah atau mengatasinya secara bersama. Harus punya niat yang kukuh, peduli dan harus bekerjasama. Sekecil apapun torehan yang telah dilaksanakan bapak-bapak di lapangan akan menjadi ibadah dalam mempertahankan bangsa ini yang berdasarkan Pancasila,” ujar perwira menengah yang karir militernya banyak dihabiskan di Detasemen Bravo 90/Anti Teror Paskhas TNI-AU ini mengakhiri.
Sebelumnya Danrem 052 Wkr Brigjen TNI Tri Budi Utomo dalam sambutannya melalui Dandim 0506 Tangerang, Kolonel Inf Bambang Hery Tugiono mengatakan bahwa pembekalan seputar pencegahan radikalisme dipandang perlu untuk dilaksanakan, karena memiliki arti penting guna memperluas pengetahuan dan wawasan sekaligus untuk mengetahui situasi dan kondisi terkini dalam massa adaptasi kebiasaan baru.
Karena menurut alumnus Akmil tahun 1995 tersebut, akhir-akhir ini telah marak aktifitas dari kelompok radikalis, baik radikal kanan radikal kiri maupun radikal lain dengan memanfaatkan media sosial melalui isu-isu krusial seperti khilafah, anti komunis dan sebagainya, untuk mengiring opini publik kearah intoleransi dan fanatisme.
“Konflik horizontal masyarakat kota metropolitan juga diwarnai aksi kriminalitas kelompok tertentu yang berujung kericuhan, aksi kasus terorisme juga terjadi mempengaruhi tahapan putusan hukuman oleh majelis hakim,” katanya.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut yakni Paban V Inteltek Sintelad, Kolonel Inf Agus Sasmita dan narasumber lainnya yakni Kasubdisbinrohprot Disbintalad Kolonel Caj R.H. Pandiangan.
Seperti diketahui, kegiatan Pembekalan Pencegahan Paham Radikal Terorisme bagi prajurit TNI-AD dan keluarganya yang diberikan oleh BNPT ini diselenggarakan oleh Staf Intelijen TNI-AD (Sintelad). Dan rencananya pembekalan ini akan berlangsung secara berkesinambungan di satuan TNI-AD.
Dan untuk kali ini jajaran Kodam Jaya yang mendapat giliran pertama menerima pembekalan tersebut. Demi menghidari penyebaran virus Corona atau Covid-19, kegiatan tersebut dibagi di tiga lokasi dan dilakukan secara serentak di jajaran Kodam Jaya.
Selain untuk wilayah di jajaran Korem 052/Wkr, dua kegiatan lain diselenggarakan di aula Markas Kodam Jaya dengan narasumber Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis. Sedangkan lokasi lain yakni di Markas Korem 051/Wijayakarta (Wkt) yang diikuti jajaran prajurit dibawah Korem 051/ Wkt beserta satuan dibawahnya dengan narasumber Direktur Pencegahan BNPT Irjen Pol. Ir. Hamli, ME.