Unsur Pemerintahan dan Eks Napiter di Cilacap Diajak Kritis Terhadap
Buku yang Disusupi Narasi Radikalisme dan Terorisme

Cilacap – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia
(BNPT RI) mengajak berbagai unsur pemerintahan yaitu Petugas
Pemasyarakatan, Densus 88, Kementerian Agama, Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik (Bakesbangpol), organisasi kemasyarakatan serta
eks-napiter di Kabupaten Cilacap untuk kritis terhadap buku-buku
bacaan yang disusupi oleh narasi paham radikalisme dan terorisme,
salah satunya buku seri materi Tauhid For the Greatest Happiness
karangan Aman Abdurrahman.

Koordinator Analisis dan Evaluasi Penegakan Hukum pada Direktorat
Penegakan Hukum Kedeputian Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan
BNPT, Rahmat Sori Simbolon, S.H., M.H., menjelaskan buku Seri Materi
Tauhid karangan Aman Abdurrahman penting untuk dibahas dan dikritisi
mengingat bahaya buku tersebut yang telah membuat masyarakat terpapar
paham radikalisme dan terorisme.

“Hari ini kita melakukan diskusi terhadap barang bukti buku pada
tindak pidana terorisme, Materi Tauhid For The Greatest Happineas
karya Aman Abdurrahman. Buku ini penting untuk kita bahas dan kritisi
mengingat kurang lebih ada puluhan putusan pengadilan kepada napiter
yang terbukti membaca dan terinspirasi dari buku ini,” jelasnya.

Hal itu dikatakan Rahmat pada kegiatan Diskusi Umum Barang Bukti Buku
pada Tindak Pidana Terorisme “Kritik Terhadap Buku Sering Materi
Tauhid For The Greatest Happineas Karangan Abu Sulaimam Aman
Abdurrahman” di Cilacap pada Selasa (5/12/2023).

Kepada seluruh peserta yang hadir dalam diskusi umum ini, Rahmat
Simbolon pun berharap agar seluruh peserta dapat berpartisipasi dalam
upaya pencegahan terorisme, khususnya dalam melakukan pencegahan dan
kontra narasi terhadap penyebaran paham radikalisme dan terorisme yang
menggunakan media buku.

“Bapak Ibu hadir dari berbagai macam latar belakang instansi dan
organisasi kemasyarakatan. Kami harap melalui diskusi buku ini. Bapak
ibu sekalian dapat ikut berperan dalam mencegah paparan paham
radikalisme dan terorisme yang bisa saja disebarkan melalui sebuah
buku. Di satu sisi juga kita dapat menginspirasi dan mengubah orang
lain agar tidak terpapar paham radikalisme melalui buku,” ungkapnya.

Sementara itu, Akademisi UI yang juga pakar jaringan terorisme, Dr.
Solahudin membenarkan bahaya buku Materi Tauhid karangan Aman
Abdurahman. Menurutnya buku itu menjadi paling berpengaruh bagi
jaringan terorisme di Indonesia. Hal ini dibuktikan sesuai data dari
Direktorat Penegakan Hukum BNPT RI bahwa terdapat sebanyak 24 putusan
pengadilan yang menyatakan buku Seri Materi Tauhid Karangan Abu
Sulaiman Aman Abdurrahman menjadi barang bukti.

“Buku ini paling berpengaruh kepada jaringan terorisme di Indonesia.
Karena hampir semua jaringan terorisme yang berafilisasi dengan ISIS,
mayoritas melakukan proses radikalisasi melalui buku ini,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, buku karangan Aman Abdurrahman telah menjadi
pintu masuk paparan paham radikalisme dan terorisme termasuk mengubah
tujuan dari tindakan terorisme.

“Buku ini menjadi pintu masuk ideolosisasi paham radikalisme dan
terorisme. Sekaligus mengubah target terorisme yang dahulu lebih
menargetkan far enemies menjadi near enemies dalam hal ini aparat
penegak hukum, seperti polisi,” ungkapnya.

Dalam rangka mengkritik sekaligus meng-counter buku Aman Abdurrahman,
BNPT saat ini bekerjasama dengan 4 penulis yang terdiri dari Prof. Dr.
JM. Muslimin. M.A., P.h.D., Dr. Solahudin, Alhafiz Kurniawan, M.Hum.,
dan Ust. Alex Abu Qutaibah sedang menyusun buku berjudul “Kritik
Terhadap Buku Seri Materi Tauhid For The Greatest Happiness karangan
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman.”