Semarang – Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menegaskan komitmennya untuk memperkuat budaya toleransi dan mencegah segala bentuk perundungan berbasis agama di lingkungan kampus. Penegasan ini disampaikan dalam kegiatan Koordinasi Daerah Penguatan Kerukunan Antarumat Beragama yang dilaksanakan di GKB III Unimus, Kamis (27/11/2025), dengan melibatkan Kemenko PMK, FKUB Jawa Tengah, Kesbangpol Jawa Tengah, serta civitas akademika Unimus.
Kegiatan tersebut menempatkan kampus sebagai ruang aman bagi keberagaman keyakinan dan latar belakang mahasiswa. Rektor Unimus, Masrukhi, menekankan bahwa seluruh warga kampus harus merasakan lingkungan yang memuliakan dan melindungi setiap individu.
“Sesuai roh kampus, yakni menggembirakan, memajukan, dan memuliakan. Siapapun mahasiswanya, tidak boleh ada bullying,” tegasnya.
Ia menekankan relasi dosen dan mahasiswa harus dibangun dengan prinsip saling menghormati. Budaya saling menghargai diyakini dapat mencegah timbulnya diskriminasi maupun perundungan.
“Kalau terbiasa saling menghormati, saya kira diskriminasi maupun bullying tidak akan terjadi,” ujarnya.
Masrukhi menegaskan bahwa Unimus merupakan kampus inklusif dengan mahasiswa dari beragam agama, terutama di program studi kesehatan. Keberagaman tersebut dinilai sebagai modal sosial yang memperkaya interaksi akademik.
“Kami menguatkan kebersamaan melalui kegiatan mahasiswa lintas agama agar mereka terbiasa hidup berdampingan dalam perbedaan,” katanya.
Plt Kepala Kesbangpol Jawa Tengah, Pradhana Agung Nugraha, mengingatkan bahwa kerukunan tidak hanya dilihat dari indikator statistik, melainkan dari praktik toleransi sehari-hari.
“Yang utama adalah bagaimana toleransi di Jawa Tengah tetap terjaga. Memahami, menghargai, dan bekerja sama itu kuncinya,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi intoleransi dan perundungan di lingkungan pendidikan yang dapat mengancam keharmonisan.
“Kita harus menjaga jangan sampai bullying atau intoleransi itu meluas. Kita harus berantas,” tegasnya.
Melalui kolaborasi kampus, pemerintah, dan masyarakat, Unimus berharap lingkungan pendidikan di Jawa Tengah dapat menjadi teladan dalam menumbuhkan nilai toleransi, kerukunan, serta penghargaan terhadap keberagaman.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!