Unggul Quick Count, Prabowo Imbau Pendukung Tak Sombong dan Euforia

Jakarta – Paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
memimpin sangat signifikan pada penghitungan cepat quick count
Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Menanggapi hasil penghitungan ini, Prabowo meminta pendukung tak
sombong dan euforia.

“Saya bersama Mas Gibran berpesan, menyampaikan, walaupun kita
bersyukur, kita tidak boleh sombong, kita tidak boleh jemawa, kita
tidak boleh euforia,” ucap Prabowo Subianto dalam pidatonya di Istora
Senayan, Rabu (14/2/2024).

Dia pun meminta pendukung tetap rendah hati. Baginya, kemenangan
Prabowo adalah kemenangan rakyat.

“Ya kita tetap harus rendah hati. Kemenangan ini harus menjadi
kemenangan untuk seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Prabowo-Gibran juga bersyukur atas hasil hitung cepat atau quick count
Pemilu 2024 dari berbagai lembaga survei. Hasilnya menunjukkan
Prabowo-Gibran menang satu putaran.

“Kita bersyukur atas hasil penghitungan cepat yang sudah ada,” kata Prabowo.

Prabowo mengajak masyarakat bersatu kembali seusai Pilpres 2024.
Prabowo pun mengutip ajaran pepatah Jawa, yakni ‘mikul dhuwur mendhem
jero’.

“Sekarang kampanye telah selesai, kita harus bersatu kembali, saudara
sekalian. Saya mengajak mari kita lupakan kata-kata yang kasar. Di
antara saudara bertengkar itu biasa, tapi bertengkar jangan menjadi
perpecahan yang lama-lama, saudara-saudara sekalian,” ucap Prabowo.

Dia mengatakan, selama berkeliling kampanye, dia dan wakilnya Gibran
Rakabuming Raka mendengar keinginan rakyat agar para pemimpin di Tanah
Air bersatu. Prabowo menekankan tradisi Indonesia adalah kekeluargaan.

“Di seluruh tempat yang kami datangi, rakyat selalu mengatakan rakyat
ingin kerukunan di antara pemimpin-pemimpinnya. Rakyat ingin
kesejukan. Bangsa Indonesia, adat kami, tradisi kami, ajaran orang tua
kami adalah tidak mencari permusuhan, tapi kita mencari kekeluargaan,
persaudaraan,” ujar Prabowo.

Dia lalu mengutip pepatah Jawa. Dia lalu mengartikan pepatah tersebut
ke dalam bahasa Indonesia.

“Ini budaya kita, rakyat Indonesia tidak suka saling menjelek-jelekan,
tidak suka saling menghujat. Ajaran orang tua kami, nenek moyang kami
adalah mikul dhuwur mendhem jero. Yang bukan orang Jawa, artinya
mengangkat yang baik, dan meninggalkan atau memendam yang kurang
baik,” kata Prabowo.