Jakarta – Indonesia dikenal sebagai dengan penduduk beragama Islam
terbesar di dunia. Karena itu, banyak negara yang belajar dari
Indonesia terkait keberaganaan organisasi kemasyarakat (ormas) Islam
seperti NU dan Muhammadiyah.
Rusia adalah salah negara yang tengah menjajaki kerja sama antar ormas
Islam mereka dengan ormas Islam di Indonesia. Hal itu dikatakan oleh
Duta Besar Rusia untuk RI, Sergei Gennadievich Tolchenov saat bertemu
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar di Kantor Kemenag, Jakarta, Rabu
(22/1/2025). Pada kesempatan itu, Dubes Rusia mengundang Menag
Nasaruddin untuk menghadiri Kazan Summit 2025.
“Sekitar 15–20 juta penduduk Rusia adalah Muslim, sekitar 7% dari
total populasi. Di antara 89 wilayah Rusia, ada 7 wilayah dengan
mayoritas penduduk Muslim, seperti Chechnya, Tatarstan, Dagestan, dan
Bashkortostan. Setiap tahun, kami mengadakan Kazan Summit di bulan Mei
di Tatarstan,” ujar Dubes Sergei dikutip dari laman resmi Kemenag RI.
“Tahun ini, konferensi tersebut akan berlangsung pada 15–16 Mei,
berfokus pada kerja sama ekonomi, perbankan syariah, keuangan Islam,
dan industri halal. Kami mengundang beberapa tokoh penting dari
Indonesia, termasuk Anda,” lanjutnya.
Selain membahas Kazan Summit, Dubes Sergei mengungkapkan ketertarikan
organisasi-organisasi Islam besar di Rusia untuk menjalin hubungan
erat dengan Indonesia, seperti The Spiritual Assembly of the Russian
Federation, The Muslim Assembly, dan The Mufti Council.
“Saya telah bertemu dengan para pemimpin organisasi tersebut, dan
mereka menyatakan minatnya untuk menjalin hubungan dengan Indonesia.
Mereka ingin berkunjung ke sini untuk mempererat pemahaman dan
menyampaikan visi Islam di Rusia,” ungkap Dubes.
Menteri Nasaruddin Umar menyambut baik undangan tersebut dan menyoroti
berbagai peluang kolaborasi yang dapat dilakukan, termasuk dalam
bidang keagamaan dan pendidikan. “Kami memiliki banyak universitas
Islam yang siap bekerja sama dengan Rusia, baik untuk penelitian
bersama maupun program pertukaran pelajar,” tuturnya.
“Banyak negara datang ke Indonesia untuk mempelajari metode
deradikalisasi pemahaman Islam, karena radikalisasi menjadi masalah
besar di banyak negara. Kami memiliki program moderasi yang bekerja
sama dengan Inggris melalui Indonesia-UK Islamic Advisory Group, di
mana saya juga menjadi anggotanya,” tambah Menag.
“Kami percaya bahwa potensi agama sangat besar untuk membantu
menyelesaikan masalah global, termasuk pelestarian lingkungan. Di
Istiqlal, kami telah menyelenggarakan forum internasional yang
membahas bagaimana agama dapat digunakan untuk melindungi planet
kita,” jelas Menag.