Manila – Pemerintah Filipina tampaknya sudah sampai pada puncak kemarahannya terhadap kekacauan yang dibuat oleh kelompok teroris ISIS. Melalui menteri pertahanannya, Delfin Lorenzana, Filipina memberikan ultimatum pada kelompok teroris itu, menyerah atau rasakan kekuatan penuh militer.
Lorenza menyebut pemerintah akan mengerahkan kekuatan penuh militer untuk mengalahkan terorisme. Ia juga menyebut pihaknya akan menyelesaikan misi ini dalam lima bulan kedepan, khususnya ketika keadaan darurat militer diberlakukan di wilayah selatan Mindanao.
“Dengan banyaknya kepercayaan dari legislatif dan dukungan kuat dari orang-orang Filipina, Departemen Pertahanan Anda akan berusaha keras untuk mengatasi pemberontakan tersebut dengan pasti dan segera,” ungkapnya seperti dikutip dari Xinhua, Senin (24/07/17).
Lorenza memberi kesempatan kepada para teroris ISIS untuk menyerah dan berjanji akan menerima mereka kapanpun mereka bersedia melakukannya, namun jika tawaran ini diabaikan, ia mengatakan akan mengerahkan pasukan penuh.
“Tapi jika Anda bertahan dengan cara Anda yang salah, angkatan bersenjata dan polisi akan datang setelah Anda tanpa henti,” terangnya.
Terkait dengan kekhawatiran jatuhnya korban dari pihak sipil. Lorenza menegaskan bahwa operasi ini khusus untuk militant ISIS, masyarakat sipil tidak akan terkena imbas dari operasi ini.
“Orang-orang yang harus khawatir adalah anggota kelompok teroris-ekstremis, pelanggar hukum, pendukung dan simpatisan kelompok teroris ekstremis dan bukan orang biasa,” jelasnya meyakinkan.
Sebelumnya, ratusan militan ISIS melakukan serangan brutal di kawasan Marawi yang terletak di Filipina Selatan. Serangan ini mengawali serangkaian pertempuran berikutnya antara militant dan militer pemerinta. Hingga saat ini dilaporkan korban yang jatuh telah mencapai angka 600 jiwa, di mana kesemuanya meninggal. Terdiri dari 105 tentara dan polisi, 428 dari pihak teroris dan 45 dari warga sipil.