Kekerasan menentang pemerintah Suriah meluas hari Sabtu di kubu pertahanan warga minoritas Druze, sehari setelah tewasnya Sheikh Wahid Balous, ulama terkemuka yang antipemerintah, dalam serangan bom.
Serangan udara Suriah itu juga menewaskan sedikitnya 25 orang lainnya, kata aktivis dan media pro pemerintah. Balous juga adalah pemimpin milisi Druze.
Para pendukung Balous menuding pemerintah bertanggungjawab atas serangan bom mobil ganda yang menewaskan ulama itu di provinsi Sweida, Suriah Baratdaya. Daerah ini tidak terlalu banyak terlibat dalam perang saudara di negara itu, jelas Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris.
Tayangan di televisi Suriah memperlihatkan kekacauan setelah ledakan itu. Warga sipil bergegas memindahkan para korban luka dari lokasi, sementara asap hitam tebal membubung ke angkasa
“Enam anggota pasukan keamanan pemerintah ditembak mati pada Jumat malam,” kata pemimpin Observatory Rami Abdel Rahman. Kematian itu terjadi setelah tersebarnya berita pembunuhan Balous. Penduduk setempat yang marah, sebagian bersenjata, menyerang dua kantor militer di Sweida.
Balous terkenal sebagai pengecam Presiden Bashar al-Assad. Ia menyerukan para pemuda di provinsi Sweida, kubu pertahanan Druze, agar menolak berdinas militer.
Balous juga pengecam militan Negara Islam (ISIS), yang telah merebut sepertiga wilayah Suriah dan memicu perang saudara yang menewaskan lebih dari 250 ribu orang serta melukai satu juta lebih lainnya.
Bentrokan antara militan ISIS dan pemberontak untuk merebut kubu pertahanan oposisi di Suriah Utara berlanjut hari Sabtu, setelah sedikitnya 47 pejuang dari kedua pihak tewas dalam pertempuran sehari sebelumnya.
Sumber : Voaindonesia.com