Banda Aceh – Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Polri, Irjen Pol Dr Gatot Edy Pramono, M.Si mengatakan bahwa kultur masyarakat Indonesia itu menganut sistem patron klien. Sistem itu meniscayakan sikap dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh sikap dan pandangan ulama atau tokoh agama.
Hal itu diungkapkan dia saat memberikan paparan tentang dinamika dan pencegahan gerakan radikalisme dan terorisme dalam kegiatan Musyawarah Besar (Mubes) III Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), di Banda Aceh, Minggu (25/11). Mubes yang diikuti 300 ulama Dayah (pesantren) se-Aceh itu mengambil tema: Memperteguh Eksistensi Ulama Dayah Dalam Merevitalisasi Peradaban Islam.
“Tokoh agama termasuk ulama, dan di sini ulama Dayah di Aceh, punya peran strategis dan penting dalam upaya pencegahan paham-paham radikal dan terorisme. Apalagi masyarakat kita ini percaya sama ulama, patuh sama ulama,” ujar Gatot, seperti dikutip sp.beritasatu.com, Minggu (25/11).
Baca juga : Uni Eropa Ingin Berbagi Pengalaman Melawan Terorisme
Menurut lulusan Akpol 1988 itu, peran strategis lain dari ulama adalah dalam membentuk opini yang positif di masyarakat. Pesan-pesan positif terkait kehidupan berbangsa dan bernegara penting disampaikan.
“Ulama menjadi agen perubahan dan kebaikan. Kalau dalam bahasa agama, ulama menyampaikan amar makruf nahi munkar, ini bagian dari jihad juga. Bagaimana mewujudkan kerukunan umat beragama, menggalang pentingnya kamtibmas yang aman dan damai, serta menjaga dan merawat keragaman sesuai nilai-nilai Pancasila dan agama,” papar dia.
Kasatgas Nusantara Polri itu juga mengingatkan bahwa upaya pencegahan dan pemberantasan radikalisme dan terorisme juga membutuhkan sinergi semua pihak. Peran ulama penting dalam upaya sinergi dan penyadaran masyarakat.