UKP PIP Akan Maksimalkan Peran Komunitas

Jakarta – Unit Kerja Presiden Pembina Ideologi Pancasila (UKP PIP) akan berupaya memasyarakatkan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan itu, UKP PIP akan memaksimalkan peran elemen masyarakat seperti komunitas, portal, agama, dan lainnya.

Kepala UKP PIP Yudi Latif mengatakan, pihaknya juga akan membuatkan konten dan delivery yang sesuai dengan masa kini. Misalnya, kalau dulu penataran P4 diadakan secara homogen oleh Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7), UKP PIP akan melaksanakannya secara hetrogen.

“Misalnya dalam melakukan penataran menghadirkan pelajar beragama Islam dan Kristen secara bersamaan, yang sekaligus melebur perbedaan. Juga mengadakan penataran dengan menggabungkan beberapa instansi,” kata Yudi Latif kepada Damailahindonesiaku.com, Selasa (13/6/2017).

Pihaknya juga akan mengadakan koordinasi dan pengendalian dalam melaksanakan penataran-penataran dengan duduk bersama dengan kelembagaan-kelembagaan negara. Walau demikian, UKP PIP akan sangat berbeda dengan BP7 saat Orde Baru. Dari segi kelembagaan misalnya, BP7 merupakan organisasi yang sangat raksasa yang terbentuk sampai ke kabupaten-kabupaten, sedangkan UKP PIP akan sangat ramping. Keseluruhannya hanya sekitar 50 hingga 60 orang.

Sedangkan fungsinya adalah lebih mensinkronisasi koordinasi dan mengendalikan program-program yang ada di berbagai kementerian dan lembaga. Artinya, delivery-nya langsung sebagian besar di kementerian dan lembaga yang ada. UKP PIP hanya menyediakan konten pengendalian, evaluasinya tepat guna atau tidak, atau apakah sesuai dengan harapan? “Kita yang ukur, kita yang mengevaluasi,” katanya.

Yudi juga akan melibatkan berbagai komunitas dalam UKP PIP sehingga menciptakan optimisme baru di ruang publik dan tidak hanya diisi oleh caci maki, saling menjatuhkan. Misalnya, dengan mengadvokasi talenta-talenta terbaik di Indonesia untuk didukung berkembang. Talenta di bidang musik, olahraga, usaha start up. “Contohnya seperti Joey Alexander sehingga nanti muncul pahlawan baru di ruang publik yang membawa bendera dari Pancasila itu,” katanya.

Selain itu, mengarusutamakan Pancasila di ruang publik lewat festival-festival anak muda, film-film pendek yang menceritakan berbagai sisi Pancasila, lomba-lomba yang menyasar generasi millenial supaya Pancasila ini menjadi lifestyle.