Jakarta – Para pemuka agama harus bisa menjadi ujung tombak dalam upaya pencegahan penyebaran paham radikal terorisme di masyarakat. Hal tersebut dikarenakan selama ini kelompok radikal terorisme dalam melakukan penyebaran pahamnya selalu membungkusnya dengan motif agama. Padahal hal tersebut tentunya sangat merugikan dan juga memfitnah agama tersebut.
Hal tersebut dikatakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, pada acara Muhasabah BNPT RI dengan Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT RI dalam rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme bersama tokoh ormas keagamaan yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) yang berlangsung di Sekretariat LPOI-LPOK, Jakarta, Jumat (28/5/2021).
“Kelompok mereka dalam menyebarkan pahamnya selalu membungkus dengan motif agama, tentunya itu merugikan dan menjadi fitnah buat agama. Maka keberhasilan penanggulangan radikal terorisme yang mengatasnamakan agama ujung tombaknya tentunya ada pada para pemuka agama. Karena maraknya radikalisme ini merupakan cermin dari krisis spritualisme,,” ujar ujar Brigjen Pol R.Ahmad Nurwakhid.
Di hadapan kurang lebih 50 tokoh pemuka lintas agama tersebut Direktur Pencegahan BNPT ini pun mengimbau kepada para tokoh pemuka lintas agama untuk senantiasa mendoakan keberhasilan dan kesuksesan penanggulangan radikalisme terorisme yang telah diusahakan melalui program Gugus Tugas Pemuka Agama.
“Karena permasalahan radikal terorisme adalah tanggung jawab bersama seluruh lapisan elemen bangsa ini. Semua agama meyakini bahwasanya seseorang tidak akan menjadi sadar dan moderat tanpa hidayah dari Tuhan YME,” ungkap alumni Akpol tahun 1989 ini.
Lebih lanjut mantan Kepala Bagian Banops Densus 88/Anti Teror Mabes Polri ini menyampaikan, bahwasanya semua tokoh pemuka agama hendaknya lebih menonjolkan hal-hal yang sifatnya spiritual yang tercerminkan dalam perilaku akhlakuk karimah, serta terus menyampaikan hal-hal baik tersebut kepada umat.
“Perlu disampaikan kepada umat, bahwa semua aksi radikalisme dan terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apapun tapi terkait dengan pemahaman dan cara beragama yang menyimpang,” ungkap mantan Kapolres Gianyar ini.
Terakhir, Direktur Pencegahan BNPT mengatakan bahwa aksi radikalisme adalah musuh semua agama, karena semua aksi terorisme dan radikalisme sangat bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip agama yang mewajibkan persatuan, perdamaian, rahmatan lil’alamin.
“Sehingga aksi terorisme dan radikalisme ini dapat menimbulkan fitnah, perpecahan dan juga menjadi musuh negara. Karena hal tersebut bertentangan dengan konsesus atau perjanjian bangsa ini yaitu Pancasila,” ujar mantan Kapolres Jembrana ini mengakhiri.
Sementara itu Sekjen LPOI, H. Denny Sanusi, B.A, dalam sambutannya. menyampaikan harapannya untuk sinergi antara LPOI dan LPOK bersama BNPT yang kedepannya diharapkan dapat melakukan sosialisasi di bagian bawah terutama pada komunitas keagamaan masing-masing dan memberikan pengertian betapa berbahayanya paham radikalisme dan terorisme ini.
“Ajaran agama merupakan ajaran penuh kasih sayang, tidak ada ajaran agama yang mengajarkan hal negatif kalaupun ada, itu hanya oknum. Sehingga radikalisme adalah musuh kita bersama,” ungkap Denny
Dalam kesempatan yang sama Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) Dr. KH. Anwar Sanusi, SH, S.Pel, MM, berharap bahwa program BNPT dengan telah membentuk Gugus Tugas Pemuka Agama dalam uapaya mencegahan penyebaran paham radikal terorisme di semua agama yang ada harus dijalin terus menerus.
“Melalui Gugus Tugas Pemuka Agama ini, Insya Allah kita bisa mencegah adanya paham radikal terorisme di masyarakat yang sengaja dilakukan oleh oknum tertentu yang miskin terhadap spiritual,” ujar Anwar Sanusi.
Turut hadir dalam acara tersebut yakni Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas Drs. Sujatmiko, serta sejumlah pimpinan ataupun perwakilan dari seluruh Ormas Islam dan Ormas Kegamaan lainnya yang tergabung dalam LPOI dan LPOK.