UIN RM Said Surakarta Kolaborasi dengan Masjid Syekh Zayed Gelar Konferensi Toleransi

Solo  – Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta bekerja
sama dengan Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta menyelenggarakan
International Conference on Tolerance yang bertajuk “The Experience of
Tolerance in United Arab Emirates and Indonesia”.

Acara ini berlangsung di Auditorium Utama Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN
RM Said pada tanggal Sabtu (16/11/2024), Konferensi internasional ini
melibatkan 100 akademisi dari berbagai latar belakang.

Konferensi ini dihadiri narasumber Sheikh Abdulrahman Saeed Al Shamsi,
Sheikh Dr. Sultan Faisal Alremeithi, Sheikh Murad Muhammed Alhemeiri
(United Arab Emirates), dan Ustadz Sukirman (UIN Raden Mas Said
Surakarta).

Dalam keterangannya, panitia penyelenggara mengatakan pembicara dari
United Arab Emirates ini diharapkan membuka ruang dialog bagi para
akademisi untuk melahirkan visi baru tentang cara mengimplementasikan
nilai toleransi dalam ruang-ruang akademik yang inklusif.

Dikutip dari tribunnews.ciom, hadirnya toleransi ini penting karena
bukan hanya sebagai sistem pengetahuan saja, tapi juga mampu bergerak
sebagai sistem perilaku.

“Oleh karena itu, nilai-nilai toleransi pada setiap mata kuliah dan
mata Pelajaran di ruang kelas adalah sebuah kewajiban, supaya semakin
banyak anak didik yang tumbuh menjadi pribadi yang santun dan
bermartabat di masa depan,” bunyi keterangan panitia, Minggu
(17/11/2024).

Sementara itu Sheikh Dr. Sultan Faisal Alremeithi dari United Arab
Emirates dalam pemaparannya menyampaikan bahwa pada dasarnya di dalam
Al Quran telah diatur tentang tata cara hubungan manusia dg manusia,
manusia dengan makhluk lain, dan yang utama hubungan manusia dengan
tuhannya.

Menurutnya pada semua bentuk hubungan tersebut dibutuhkan hadirnya
nilai toleransi dalam segala aktivitasnya.

Upaya tersebut perlu ditumbuhkan mulai dari toleransi dalam diri,
kemudian keluarga, dan selanjutnya dalam pergaulan umum untuk
menciptakan keharmonisan dalam kehidupan.

Selanjutnya, Sheikh Abdulrahman Saeed Al Shamsi menceritakan bagaimana
Toleransi di United Arab Emirates.

Ia menyebut toleransi di United Arab Emirates sangat diperhatikan
dengan serius. Bahkan ada kementrian khusus yang mengurusi tentang
implementasi toleransi.

Selain itu, konsep dan pemahaman tentang toleransi juga merupakan
materi pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan
yang ada di negaranya.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya melestarikan nilai-nilai kebaikan
yang diajarkan Nabi Muhammad, Saw. khususnya dalam upaya membina
keharmonisan Masyarakat luas serta menciptakan persatuan di tengah
keragaman bangsa Arab.

Setelah Sheikh Abdulrahman Saeed Al Shamsi, giliran Ustadz Sukirman
yang menceritakan bagaimana toleransi di Indonesia. Ia mengatakan
bahwa Indonesia merupakan negara yang toleran, dimana secara filosofis
negara ini didirikan dengan semangat untuk saling menghargai semua
bentuk keragaman dan perbedaan.

Seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945, dimana
negara menjamin kebebasan rakyat indonesia utk memeluk agama dan
beribadah sesuai keyakinannya masing-masing.

Selain itu, toleransi juga merupakan salah satu nilai fundamental
dalam Pancasila.

“Toleransi dalam pengamalan Pancasila dapat dipraktekkan dengan
menghargai dan menghormati perbedaan suku, agama, budaya dan pandangan
politik, serta tidak memaksakan pandangan dan pendapat kita pada orang
lain.”

“Artinya internalisasi nilai toleransi perlu dilakukan sejak dini
melalui ruang-ruang kelas dan mimbar-mimbar keagamaan, karena
toleransi merupakan modal berharga yang harus dimiliki semua orang
untuk bisa tetap merawat keragaman dan kebhinekaan bangsa Indonesia
yang tiada duanya,” ungkap Ustadz Sukirman.