Batu – UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Pusbangkom MKMB BMBPSDM Kementerian Agama RI, Senin (17/11/2025). Kegiatan itu dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Drs. H. Basri, MA., Ph.D., yang hadir mewakili Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si..
Dalam sambutannya, Dr. Basri menyampaikan permohonan maaf dari Rektor sekaligus memberikan pengantar yang memantik renungan mendalam mengenai dinamika keberagamaan di era modern. Ia mengingatkan tentang pandangan seorang intelektual Yahudi abad ke-17 yang memprediksi meredupnya peran agama seiring laju sekularisasi dan modernisasi.
“Sebagian prediksi itu tampak kita alami hari ini. Banyak masjid berdiri megah, namun jamaahnya tak sebanding dengan kemegahannya. Masyarakat kini lebih akrab dengan gawai daripada rumah ibadah,” ujarnya, menegaskan bahwa perkembangan teknologi mengubah pola hubungan manusia dengan nilai-nilai spiritual.
Dr. Basri juga menyinggung persoalan radikalisme yang hingga kini masih menjadi ancaman serius. Ia menekankan bahwa penyebab radikalisme tidak tunggal dan berbeda setiap negara. Di Indonesia, katanya, faktor sosial-ekonomi masih menjadi salah satu pemicu utama.
“Kemiskinan dapat menjadi pintu masuk berkembangnya paham radikal,” jelasnya. Ia membandingkan situasi Indonesia dengan sejumlah negara Timur Tengah, di mana stabilitas ekonomi membuat radikalisme tumbuh dari aspek yang berbeda, bukan semata persoalan kesejahteraan.
Menutup sambutan, Dr. Basri menyampaikan harapan kepada para peserta yang didominasi para dosen muda. Ia mendorong peserta untuk mengikuti seluruh rangkaian TOT dengan antusias, mengingat materi moderasi beragama yang akan dipelajari sangat relevan dengan tantangan keumatan masa kini.
“Ikutilah dengan suka cita. Semoga ilmu yang diperoleh bisa mengendap dalam hati dan memberi manfaat dalam pengabdian kita ke depan,” pesannya. Program TOT Moderasi Beragama ini akan berlangsung selama beberapa hari dan menjadi langkah strategis untuk memperkuat peran akademisi dalam menanamkan cara pandang beragama yang moderat, toleran, dan menyejukkan di tengah masyarakat.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!