Makassar — Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dipercaya menjadi tuan rumah Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pembinaan Ideologi Pancasila Angkatan I Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Selasa (4/11/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Sultan Alauddin Hotel and Convention ini diikuti oleh 200 dosen dari 73 perguruan tinggi di wilayah timur Indonesia. Diklat ini menjadi bagian dari program nasional untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di lingkungan akademik.
Deputi Bidang Diklat BPIP, Surahno, menjelaskan bahwa pelaksanaan diklat ini merupakan tindak lanjut dari amanat Presiden untuk memperkokoh fondasi ideologi bangsa melalui jalur pendidikan tinggi.
“Kami ingin memastikan para dosen tidak hanya memahami Pancasila secara teoritis, tetapi juga menjadi teladan dalam penerapannya di ruang akademik maupun sosial,” ujar Surahno.
Ia menambahkan, BPIP berkomitmen melakukan pembinaan ideologi secara sistematis agar Pancasila tetap hidup sebagai sumber nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan BPIP yang memilih kampusnya sebagai tuan rumah kegiatan strategis tersebut.
“Diklat ini sangat sejalan dengan semangat UIN Alauddin dalam memperkuat karakter kebangsaan di lingkungan akademik,” ujar Prof. Hamdan.
Ia berharap kegiatan tersebut mampu melahirkan pendidik berkarakter Pancasila yang utuh — memiliki capability dalam mempromosikan nilai kebangsaan, adaptability dalam menghadapi perubahan zaman, serta durability dalam menjaga komitmen ideologis di tengah tantangan global.
Prof. Hamdan juga menekankan pentingnya pembaruan metode pembelajaran Pancasila agar tidak bersifat indoktrinatif, melainkan partisipatif dan reflektif.
“Pancasila tidak boleh diajarkan secara monoton. Ia harus hidup dan relevan dengan dinamika sosial. Kami ingin menjadikan Pancasila sebagai ruh yang menjiwai seluruh aktivitas tridarma perguruan tinggi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Hamdan juga menyinggung keberadaan Pusat Studi Pancasila di UIN Alauddin sebagai bentuk komitmen kampus dalam memperkuat riset dan pengembangan nilai-nilai kebangsaan.
“Pusat Studi Pancasila menjadi wadah sivitas akademika untuk mengkaji relevansi Pancasila terhadap isu-isu sosial dan keagamaan kontemporer,” tambahnya.
Kegiatan diklat resmi dibuka oleh Anggota Dewan Pengarah BPIP, Prof. Dr. KH. Muhammad Amin Abdullah, yang hadir mewakili Kepala BPIP. Dalam sambutannya, Prof. Amin menegaskan pentingnya revitalisasi pendidikan Pancasila di era modern yang sarat dengan tantangan ideologis.
Ia menyoroti adanya “generasi yang hilang” pasca penghapusan mata pelajaran Pancasila dari kurikulum nasional sejak 2002, yang menyebabkan menurunnya kesadaran kebangsaan di kalangan muda.
“Diklat ini menjadi langkah strategis untuk mengembalikan Pancasila ke jantung sistem pendidikan nasional,” tegas Prof. Amin.
Para peserta akan mempelajari tiga rumpun materi — dasar, umum, dan pengayaan — yang dirancang agar dosen mampu menginternalisasi nilai-nilai Pancasila secara kontekstual di kampus masing-masing. “Pancasila harus menjadi pedoman etis, bukan hanya wacana. Dosen memiliki tanggung jawab moral untuk menghidupkan nilai itu dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” pungkas Prof. Amin.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!