Ankara – Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan kekecewaannya kepada NATO yang lebih memilih mendukung teroris dengan bantuan ribuan truk senjata ketimbang menjualnya ke Turki.
“Aliansi NATO macam apa ini?” ujar Erdogan selama kampanye pemilihan di wilayah Burdur Turki barat daya, Senin (19/2).
“Anda memberi teroris sekitar 23.000 truk senjata dan peralatan melalui Irak, tetapi ketika kami bertanya, Anda bahkan tidak akan menjualnya kepada kami,” tambahnya.
“Kami memiliki perbatasan 911 kilometer (dengan Suriah). Kami berada di bawah ancaman setiap saat,” kata Erdogan.
Meski begitu, Erdogan tidak merinci negara mana yang diduga memasok senjata melalui Irak.
Baca juga : Bosnia Identifikasi Lima Migran yang Diduga Terkait Jaringan Teroris Internasional
Turki juga mengharapkan wilayah Manbij Suriah bersih dari “teroris” dan diserahkan kepada penduduk setempat sesegera mungkin.
Manbij diduduki Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS), milisi yang dipelopori Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), sejak 2016.
Kelompok ini telah membuat marah tetangga Turki, yang memandang pengaruh YPG di Suriah utara sebagai ancaman keamanan nasional.
Ankara menganggap YPG sebagai “kelompok teroris” yang memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di Turki. PKK melancarkan konflik bersenjata selama puluhan tahun di negara itu, menewaskan sekitar 40.000 orang.
Ankara mengancam akan menargetkan Manbij dalam operasi militer untuk memusnahkan YPG.
Tetapi milisi Kurdi telah menjadi sekutu utama Washington dalam perang darat melawan kelompok teroris Islamic State (ISIS) di Suriah selama beberapa tahun. AS memperingatkan Turki agar tidak menyerang YPG.