Sochi – Otoritas Turki menegaskan akan menggandeng Rusia untuk menghancurkan kelompok-kelompok teroris di Provinsi Idlib, Suriah. Pihak Turki menyebut kondisi dan situasi di Idlib belakangan ini terus memburuk karena teroris. Oleh sebab itu, tak ada cara lain untuk melenyapkan teroris dari Idlib terkecuali melakukan kerjasama dengan Rusia dan pasukan koalisi lainnya.
Demikian rangkuman pembicaraan antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Vladimir Putin di Sochi pada Senin (17/9) malam yang dikutip surat kabar Turki, Daily Sabah.
“Seperti yang Anda tahu, Amerika Serikat (AS) memiliki posisi yang berbeda, bagaimanapun, kami sebelumnya telah mengadakan pertemuan dengan Jerman dan Prancis. Kami sudah di dalamnya bersama dengan Rusia,” jelas Erdogan.
Dikatakan Erdogan, dirinya sudah memperhatikan pendekatan positif dengan Putin terhadap penyelesaian konflik selama pertemuan trilateral yang diadakan di Teheran bersama Presiden Hassan Rouhani pada 7 September lalu.
“Saya harap dia (Putin) akan melanjutkan sikap positif ke depan,” kata Erdogan.
Ditegaskannya juga bahwa yang perlu dilenyapkan adalah teroris, bukan kelompok oposisi moderat, yang sama-sama beroperasi di Idlib.
Pemimpin Turki itu juga menambahkan, hasil dari pembicaraan hari Senin akan menjadi penting untuk penyelesaian krisis Suriah secara politis.
“Hasil pertemuan kami dengan Putin akan menjadi penting. Saya juga memiliki kunjungan ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Jerman menjelang akhir bulan. Ini adalah harapan saya bahwa, dengan keputusan positif yang dibuat pada pertemuan-pertemuan ini, kami akan membawa keluar situasi (di Idlib) ke tingkat yang baru,” papar Erdogan.
Menurutnya, meskipun situasi di Idlib baru saja stabil, itu masih jauh dari memuaskan. Hal itulah yang membuat Turki perlu memperkuat pasukannya di sana.
“Memang benar kami telah memperkuat (kehadiran) tentara kami di sana. Kami tidak bisa memiliki kelemahan di sana, kami akan terus memperkuat mereka. Jika kami tidak menegakkan pos pemantauan kami, beberapa orang lain dapat mengambil inisiatif dan sebagai hasil dari tindakan mereka warga sipil mungkin dirugikan,” ujarnya.
Ada 12 titik pos pengamatan yang Turki miliki di Idlib. Menurut Erdogan, tujuannya adalah untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah.