Syaifullo Saipov

Trump Serukan Syaifullo Saipov Dihukum Mati

New York – Pelaku teror dengan menabrakkan truk yang menewaskan 8 orang dan melukai belasan lainnya di New York, AS, didakwa dengan tuduhan memberikan dukungan material dan sumber daya kepada organisasi teroris asing, khususnya ISIS. Pelaku bernama Syaifullo Saipov juga melakukan kekerasan dan perusakan kendaraan bermotor.

Jurubicara AS untuk Distrik Selatan New York Joon H Kim mengatakan, Saipov terancam hukuman maksimal seumur hidup di penjara. Hukuman tersebut bisa berubah menjadi syarat untuk hukuman mati, jika pemerintah memilih untuk melakukan hukuman mati. Tuduhan tambahan atau berbeda bisa diajukan kemudian dalam dakwaan.

Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan agar Sayfullo dihukum mati. Trump juga bersumpah akan membatasi imigrasi di AS usai serangan truk mematikan itu.

“Teroris NYC (kota New York-red) senang saat dia meminta agar bendera ISIS dipasang di kamarnya di rumah sakit. Dia membunuh 8 orang, melukai 12 orang secara parah. HARUS MENDAPAT HUKUMAN MATI!” demikian kicauan Trump via Twitter, seperti dilansir AFP, Kamis (2/11/2017).

Sedangkan Saipov mengaku dirinya ‘merasa baik’ usai melakukan aksi teror mematikan pada Selasa (31/10/2017) lalu. Tidak hanya itu, Saipov juga meminta bendera ISIS dipasang di kamarnya di rumah sakit.

Imigran asal Uzbekistan itu harus dirawat di rumah sakit usai menjalani operasi akibat luka tembak di bagian perut sebelum akhirnya ditangkap polisi.

“Saipov meminta bendera ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dipasang di dalam kamarnya di rumah sakit dan menyatakan dirinya merasa baik soal hal yang telah dia lakukan,” demikian bunyi dokumen dakwaan dari pengadilan federal AS.

Saipov masuk ke AS sebagai imigran asal Uzbekistan tahun 2010 dalam program visa imigran keberagaman atau ‘diversity immigrant visa’ atau disebut juga ‘Diversity Lottery Program’. Saipov bukan warga AS, namun memegang status ‘permanent residence’ yang legal atau memegang green card di AS.

Saat berbicara di depan jajaran kabinetnya, Trump mengumumkan dimulainya penghapusan program lotre green card. Trump menyatakan dirinya ingin mengubah sistem imigrasi AS menjadi berdasarkan kelayakan dan tidak mengizinkan para imigran membawa serta keluarga besar mereka.

“Lotre keberagaman. Lotre keberagaman. Terdengar baik. Tapi tidak bagus. Kita terlalu benar secara politik hingga kita takut melakukan apa pun,” ucap Trump.

Program lotre green card dibentuk 27 tahun lalu dan menghadiahkan visa permanent resident AS terhadap 50 ribu pelamar dari seluruh dunia setiap tahunnya. Politikus Partai Republik dalam Kongres AS bertahun-tahun berusaha menghapuskan program itu, namun mendapat perlawanan dari Partai Demokrat.

Dalam pernyataannya, Trump juga menyebut dirinya akan mempertimbangkan untuk mengirim Saipov ke Penjara Guantanamo Bay, tahanan militer AS yang banyak menahan militan asing. “Kita harus memberikan hukuman dengan jauh lebih cepat dan jauh lebih berat dari hukuman yang didapat binatang ini sekarang,” tegas Trump.

Serangan yang bertepatan pada perayaan Halloween itu adalah serangan paling mematikan di New York sejak 11 September 2001, ketika pembajak pesawat bunuh diri dengan menabrakkan dua pesawat jet ke World Trade Center lalu menewaskan lebih dari 2.600 orang.

Delapan korban teror truk adalah, lima orang di antaranya turis Argentina yang bersama sekelompok temannya yang mengunjungi New York untuk merayakan perayaan wisuda SMA mereka, satu adalah warga negara Belgia, satu adalah penduduk New York, dan satu tinggal di New Jersey .

Saipov menggunakan truk pick up yang disewa dari toko Home Depot New Jersey untuk menabrak pejalan kaki dan pesepeda sepanjang 20 blok jalur sepeda di sepanjang Sungai Hudson sebelum menabrakkan mobil tersebut ke bus sekolah.

Pelaku mulai merencanakan serangan setahun yang lalu dan memutuskan untuk melakukannya dengan truk dua bulan yang lalu. Salah satu ponsel Saipov yang diperiksa oleh penegak hukum terdapat sekira 90 video terkait propaganda ISIS. Ponsel tersebut juga memiliki hampir 4.000 gambar, banyak di antaranya adalah propaganda ISIS.