Trump Klaim 100 Persen Wilayah ISIS Sudah Direbut

Washington – Presiden Donald Trump menegaskan bahwa pasukan pimpinan Amerika Serikat (AS) di Suriah telah merebut kembali semua wilayah yang pernah dikuasai oleh kelompok teroris ISIS. Sebelumnya dikabarkan, ISIS sudah menyerah total, bahkan memberikan 50 ton emas kepada pasukan AS, agar mereka diberikan jalan keluar dari pengepungan di kawasan Daghouz.

“Sekarang ini 100 persen wilayah yang baru saja kami ambil alih (dari ISIS di Suriah),” kata Trump saat berhenti untuk mengisi bahan bakar di Pangkalan Bersama Elmendorf-Richardson, sebuah fasilitas militer AS di Alaska.

Trump mengatakan kampanye untuk merebut wilayah itu memakan waktu lebih sedikit dari yang diperkirakan oleh para jenderalnya. “Kami melakukannya dalam periode waktu yang jauh lebih singkat dari yang seharusnya”, imbuh Trup dikutip dari Sputnik via sindonews.com, Jumat (1/3/2019).

Rombongan Trump berhenti di Alaska dalam perjalanan menuju Washington dari Hanoi, Vietnam, di mana ia mengadakan pertemuan puncak dua hari dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kin Jong-un.

Desember lalu, Trump mengumumkan akan menarik seluruh pasukan AS dari Suriah tanpa menentukan tenggat waktu untuk penarikan pasukan. Trump kemudian menambahkan bahwa negara-negara lokal, termasuk Turki, harus menjaga situasi dan menangani ancaman teror yang tersisa.

Pasukan AS telah beroperasi di Suriah sebagai bagian dari koalisi internasional selama sekitar lima tahun tanpa izin dari pemerintah Suriah atau Dewan Keamanan PBB. AS memberikan dukungan kepada milisi pimpinan Kurdi yang mengendalikan wilayah di sebelah timur Sungai Eufrat dan menentang pemerintah Suriah.

Sementara Turki mengklaim bahwa milisi Kurdi yang beroperasi di utara Suriah menimbulkan ancaman terhadap keamanan Turki. Pada Januari 2018, Turki melancarkan operasi militer di kota Afrin, Suriah barat laut melawan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang didukung AS. Turki menganggap YPG sebagai afiliasi Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Ankara.